Kota Banjarbaru selalu berkembang dari waktu ke waktu. Tak hanya sekadar pembangunannya, namun kultur dan kegiatan masyarakatnya juga tumbuh. Salah satunya adalah munculnya olahraga pushbike.
Lapangan Murjani Banjarbaru selalu dikenal sebagai tempat publik yang ramai disambangi warga. Di beberapa momen, berbagai event hingga bazaar juga digelar.
Sorot mata Pak Kelik tampak semangat. Bercerita masa muda, berkeluh dan berharap. Permintaan pria berusia 63 tahun itu sederhana. “Kami perlu bantuan dari pemerintah, bukan sekedar doa atau dukungan moral.” Sejenak hening.
Banjarbarun. Itulah nama komunitas pencinta olahraga lari yang ada di Banjarbaru. Di dalamnya, para penghobi lari berkumpul dan saling sharing ihwal serba serbi lari.
Diawali dari kegemaran yang sama dengan skuter metik seri MAX dari Yamaha. Komunitas ini kian tumbuh hingga usianya sudah di atas satu tahun. Sejumlah kegiatan pernah mereka jajaki.
MUHAMMAD RIFANI, Banjarbaru
Punya nama lengkap Madihinesia. Komunitas ini mengumpulkan pamadihinan (praktisi Madihin) yang ada di Banua. Baik yang remaja hingga tua, tak terkecuali bagi mereka yang secara usia masih tergolong muda.
Sebagai salah satu komunitas motor yang ada di Banjarbaru. Selain melakukan aktivitas seperti touring pada umumnya, mereka rupanya juga gemar menggelar kegiatan di bidang lingkungan.
Banjar Bakula Enterprise. Ya itulah nama komunitas yang sudah lahir nyaris 12 tahun silam ini. Namun baru di tahun 2013, komunitas ini akhirnya muncul ke publik lewat sebuah pementasan.
Dikumpulkan oleh kecintaan terhadap suatu produk yang sama. Pengguna sekaligus pencinta mobil Daihatsu Sirion di Kalsel membentuk komunitasnya sendiri.