Program mitigasi bencana jadi prioritas utama dalam rencana anggaran pembangunan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru di tahun 2024 dan anggaran perubahan tahun 2023.
Persoalan banjir di Banjarbaru memang masih jadi momok. Faktor cuaca ekstrem selalu dinarasikan sebagai pemicu utama yang kemudian diperparah dengan kualitas fungsi sungai yang tak lagi maksimal.
Relokasi rumah warga yang masuk ke badan sungai dinilai jadi salah satu solusi untuk menanggulangi banjir. Hal ini lantaran ada beberapa rumah yang bangunannya mengganggu fungsi aliran sungai.
Komisi III DPRD Banjarbaru melakukan peninjauan lapangan ke siring Kuranji di belakang Kompleks Widya Citra Graha 3 Kecamatan Cempaka, Banjarbaru yang sebagian ambruk. Banjir diduga menjadi sebab kerusakan siring yang tidak sampai setahun itu.
Meski di beberapa wilayah di Banjarbaru banjir sudah surut. Namun hal ini tak berlaku di wilayah Kelurahan Landasan Ulin Selatan atau Pengayuan di Kecamatan Liang Anggang Banjarbaru.
Sedimentasi yang terjadi di Sungai Kemuning Banjarbaru disebut jadi salah satu faktor yang memicu banjir meluap. Terlebih tatkala diguyur hujan lebat dengan durasi lama.
Setelah diterjang genangan banjir di beberapa wilayah. Kini, Kota Banjarbaru telah berstatus siaga banjir. Artinya, potensi banjir susulan masih berpeluang datang.
Penataan permukiman di sekitar daerah aliran sungai (DAS) kemuning diperlukan. Hal ini lantaran Sungai Kemuning merupakan satu-satunya sungai yang membelah Kota Banjarbaru.
Diguyur hujan deras selama empat jam, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar kelimpungan diterjang banjir, Rabu (22/2) malam. Apa upaya pemko dan pemkab untuk mengadang banjir?