26.1 C
Banjarmasin
Thursday, 23 March 2023

TAHULAH PIAN

Belajar Sejarah dari Relief Tugu Amuntai

TUGU Pahlawan Amuntai terletak di Jalan Basuki Rahmat Kelurahan Murung Sari Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Oleh masyarakat Amuntai, tugu ini juga kerap disebut Taman Sejarah atau Taman Relief.
Tiang utamanya menyerupai hulu roket, dibalut bambu runcing, tumbuh di atas bunga teratai.

Pada pondasi tugu yang berbentuk lingkaran, tertulis, “Bangsa yang Besar Ialah Bangsa yang Tahu Menghargai Jasa Pahlawan”.

Di dinding pagar yang berbentuk huruf U melingkari tugu, dijumpai relief yang menggambarkan perjalanan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

Bukan hanya sejarah nasional. Relief itu juga menggambarkan perjuangan warga Amuntai ketika melawan Belanda dan kaum komunis.

Tugu ini pun kerap dikunjungi rombongan anak sekolah, agar guru bisa mengajarkan sejarah lokal kepada siswanya.

Baca Juga :  Sarigading yang Misterius

Masih dari relief itu, terukir kutipan dari presiden kedua RI, HM Soeharto.

Bunyinya, “Mari kita membangun masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang -Undang 1945”.

Di bawahnya, terukir pesan dari Gubernur Kalsel M Said, “Teruskan cita-cita, semangat juang, dan nilai-nilai 45 untuk membangun negara dan kesejahteraan rakyat.”

Pemerhati sejarah lokal Kota Amuntai, Dharma Setiawan mengatakan, tugu ini sudah ada sejak awal kemerdekaan.

Namun kemudian dipugar pada zaman Bupati Ardansyah Fama yang menjabat pada periode 1982-1987 dan 1987-1992. Selanjutnya tugu ini diresmikan Gubernur M Said.

“Dulu cuma ada tugu, belum ada dinding relief tersebut,” kata Dharma kepada Radar Banjarmasin, Senin (27/2).

Pada salah satu episode, relief itu menceritakan tentang Garpindom atau Gerakan Pembebasan Masyarakat Indonesia.

Baca Juga :  Ide Balangan Sejak 1963

Ada pula relief yang mengisahkan tentang Kongres Oemat Islam di Amoentai pada 15 Juni 1947.

Kemudian gerilya melawan kompeni pada 1858 sampai 1914, jauh sebelum proklamasi 1945.

“Ruang terbuka hijau ini banyak dikunjungi pelajar dan mahasiswa untuk belajar sejarah,” kata Dharma yang merupakan putra Abdul Hamidhan, salah seorang tokoh pendiri Kabupaten HSU.

Dharma berharap, generasi muda HSU tidak melupakan sejarah daerahnya. Karena dari situ, rasa nasionalisme bisa dipupuk.

Sementara itu, Mia mengaku senang bermain-main ke taman Tugu Pahlawan. “Di sini enak buat santai. Duduk sambil diskusi sama teman-teman. Apalagi di sekitar tugu terasa adem karena pepohonannya yang rimbun,” kata pelajar HSU itu. (mar/gr/fud)

Antara Balandean dan Bandarmasih

PENDIRI Kerajaan Banjar, Sultan Suriansyah pernah bersembunyi. Menyamar sebagai nelayan di Kampung Balandean (berada di Kabupaten Barito Kuala).

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Detik-Detik Mencekam di Mitra Plaza

Asal Mula Nama Bakumpai

Sejarah Kelam Hotel Tengah Kota

Kisah Wali Katum di HST

Berita Terbaru

Rahasia Pengasihan Mandar

Lamut Tak Boleh Mati

Berkenalan Lewat Puisi

Klemben Khas Tambak Anyar