28.1 C
Banjarmasin
Tuesday, 6 June 2023

Kisah Wali Katum di HST

Tidak sedikit masyarakat Kalimantan Selatan menyematkan kata wali kepada seseorang yang dianggap alim. Ini berangkat dari kebiasaan orang tersebut atau karomah atau keistimewaan yang dimiliki.

Seperti Wali Katum di Hulu Sungai Tengah (HST). Dia bukan ulama atau ustaz, namun sosoknya sangat di kagumi dan disegani oleh masyarakat Hulu Sungai. Tiap kali haulnya digelar kubahnya selalu ramai dipadati jemaah.

03-Wedding-Package-favehotel-Banjarbaru-2023

Wali Katum punya nama asli Muhammad Ramli nama kecil dipanggil Artum Ali, wafat pada tanggal 24 Juni 1982 Masehi atau bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1402 Hijriah pada usia sekitar 70 tahun. Kata Katum diambil dari bahasa Arab yang berarti sembunyi.

Dari manakib, diceritakan Wali Katum selalu membawa Alquran jika bepergian. Apabila berhenti dia akan membacanya. Alquran tersebut tidak lagi persegi melainkan berbentuk lonjong karena sisi-sisinya sudah habis terkikis lantaran sering dibaca.

Wali Katum juga dikenal gemar berkhalwat dan uzlah. Kegiatan ini dilakukan selama 30 tahun. Ketika melakukan hal itu dia hanya makan dari satu genggam beras per hari.

Baca Juga :  Ekspedisi Ramadan Dimulai

Dikisahkan bila ada orang yang memberi lebih dari itu dia menolak. Tak hanya soal makanan yang tak ingin berlebihan. Dalam berpakaian dia juga dikenal seadanya. Rumahnya berdinding daun rumbia dan berlantai pelepah rumbia.

Dia dikenal mampu mengetahui barang yang tercecer. Dia juga mampu mengetahui keadaan orang yang berkunjung, bahkan diceritakan bisa ke mana saja dalam sekejap. Cerita yang paling pupoler di masyarakat adalah ketika seorang jemaah haji dari Hulu Sungai melihat pria di Mekah yang berjalan beriringan.

Sosok itu berjalan sambil berinting-inting atau jalan berjingkat-jingkat tanpa terompah. Lalu jamaah haji tersebut bertanya pada pria itu, apakah kakinya kepanasan seperti berjalan di padang pasir.

Namun pria itu menjawab tidak. Kemudian ditanyakan siapa namanya dan tinggal dimana, pria misterius itu menjawab namanya Muhammad Ramli alamatnya di Desa Tabudarat, Hulu Sungai Tengah. Karena merasa iba, jamaah haji itu membelikan terompah. Namun setelah menerima, pria itu menghilang begitu saja.

Baca Juga :  Tahlilan dan Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kudatuli

Setelah selesai menunaikan ibadah haji, jemaah tadi pulang ke kampung halaman, lalu dia teringat dan ingin pergi menemui Muhammad Ramli. Dia menuju Desa Tabudarat. Tapi menurut penduduk setempat, bahwa tidak ada warganya yang naik haji kala itu.

Namun orang yang bernama Muhammad Ramli memang ada di desa itu, dia dikenal memiliki kebiasaannya hanya berkhalwat. Merasa penasaran sang jamaah haji itu meminta diantar ke rumah Muhammad Ramli dan ternyata memang dia sosok Muhammad Ramli yang bertemu dengannya di Mekah.

Jemaah itu kaget sebab sepasang terompah yang dia belikan juga terlihat ada digantungkan di dinding rumah Muhammad Ramli. Sejak saat itulah masyarakat baru mengetahui, bahwa Muhammad Ramli adalah seorang Wali, sehingga beliau diberi gelar Wali Katum atau wali yang tersembunyi. (mal/by/ran)

Ribuan Pegawai Pemerintah Tanbu Menggelar Salat Duha dan Taubat

Ribuan ASN dan non ASN Kabupaten Tanah Bumbu melangsungkan salat duha dan taubat di Masjid Agung Nurussalam, Batulicin kemarin (29/5). Perwakilan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tanbu, H Abdul Hamid menjadi imam salat sunah berjemaah itu.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Sejarah Kelam Hotel Tengah Kota

Detik-Detik Mencekam di Mitra Plaza

Amparan Tatak: Favorit Para Orang Tua

Asal Usul Pulau Datu

Berita Terbaru