WARGA Kalimantan Selatan jelas tak asing dengan nama Pelaihari. Tapi tidak semua mengetahui asal muasal nama ibu kota Kabupaten Tanah Laut tersebut.
Berbagai macam versi berkembang di tengah masyarakat. Salah satunya dikisahkan Muhammad, orang asli Pelaihari.
Menurutnya, asal katanya adalah ‘Pelari’, artinya tempat pelarian. Masuk akal, karena semasa perang Banjar, banyak pejuang yang datang ke Pelaihari untuk menghindari pengejaran Belanda.
“Dahulu di sini hutan lebat. Bagus untuk bersembunyi dari kejaran musuh,” ujarnya.
Walaupun Muhammad tak mengetahui, siapa yang mencetuskan dan mulai kapan cerita ini berkembang.

Sumber lain mengatakan, Pelaihari berasal dari nama seseorang yang membuka kebun lada Moloco, pemiliknya adalah Mister Here.
Mister Here atau Mr Pley Hare merupakan kerabat Alexander Hare yang menjalankan kekuasaan di Borneo pada masa penjajahan Inggris.
Menurut Arthum Artha dalam bukunya ‘Gelanggang Tanah Laut’, nama Mr Pley Hare ini diucapkan lidah orang setempat menjadi Pelaihari.
Sama misalnya dengan pengucapan Alexandre menjadi Alikandar atau Moloco menjadi Maluka.
Pada zaman perdagangan rempah Nusantara, Borneo memang tersohor sebagai pemasok lada.
Jika dua versi di atas berpijak pada sejarah, versi terakhir mengarah ke legenda. Menurut orang tua terdahulu, Pelaihari berasal dari nama babi purba.
Hewan itu besar, seukuran anak kerbau. Bulunya punya tiga warna: merah, hitam dan putih. Diberi gelar Si Tiga Warna.
Mereka suka bergerombol dan merusak tanaman penduduk. Pemimpin gerombolan babi rakus ini bernama Pulangari.
Nama Pulangari itulah yang perlahan bergeser menjadi nama Pelaihari. (sal/gr/fud)