DI KECAMATAN Sungai Tabuk Kabupaten Banjar ditemukan bekas pabrik pengolahan karet peninggalan Belanda.
Situs tersebut berada di Desa Sungai Tabuk Keramat, tepatnya di halaman SMPN 1 Sungai Tabuk.
Terungkap ketika tim dari Balai Arkeologi Banjarmasin diminta oleh Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjar datang untuk memverifikasi.
Penelitian di lapangan memberikan gambaran bahwa di sana pernah berdiri pabrik dan gudang karet. Walaupun sekarang hanya tersisa pondasinya saja.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudporapar Banjar, Tisnohadi Harimurti menjelaskan, dari hasil analisis dan studi pustaka diketahui pabrik pengolahan karet itu milik perusahaan Belanda bernama NV Nederlandshe Rubber Unie.
Pabrik itu dibangun pada 1927 dengan kapasitas produksi sebesar 7.500 ton per tahun.
“Mereka beroperasi hingga meletusnya Perang Dunia II,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin.
Selain pabrik pengolahan karet, di sana juga terdapat pabrik obat, penyamakan kulit, dan pabrik ubin lantai.
“Tapi kemudian pabrik itu sengaja dihancurkan oleh Belanda menjelang kedatangan Jepang ke Kalimantan Selatan sekitar tahun 1942 atau 1943,” tambahnya.
Belanda sengaja menghancurkan pabrik itu supaya tidak jatuh ke tangan Jepang dan digunakan untuk memproduksi logistik perang.
“Karena Jepang saat itu sangat memerlukan karet, salah satunya untuk kendaraan tempur mereka,” tuturnya.
Meski sekarang hanya tersisa pondasi, Tisno menjamin situs itu tetap dirawat.
Bahkan agar keberadaannya tetap terjaga, Tim Ahli Cagar Budaya Banjar merekomendasikan supaya lokasi itu ditetapkan sebagai struktur cagar budaya. (ris/gr/fud)