KOTABARU – Di Kotabaru banyak suku, agama, dan budaya yang sangat unik.
Salah satunya Suku Bajau Samah yang punya ritual. Namanya, Selamatan Leut.
Kai Mukhtar menceritakan ritual di laut ini wajib dilakukan setiap tahun. Dari segi arti, Selamatan Leut merupakan ritual persembahan kepada pencipta atas rejeki yang diberikan di laut, atau sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki, kesehatan, dan keselamatan. Untuk prosesnya dipimpin langsung seorang Sandro atau pemuka adat yang dipercaya di Suku Bajau.
Hal yang tidak boleh dilupakan dalam acara adat ini, wajib menyediakan Kelengkea. Terbuat dari daun nipah persegi empat. Di dalamnya diisi harus ada kue 41 macam. Selain itu juga ada kepala kambing yang harus berwarna hitam, dan tumpeng lakatan besar berwarna kuning. Selain itu, tiga tumpeng kecil berwarna hitam, putih, sama kuning.
“Semua ini dipersembahkan untuk yang di darat. Pelaksanaannya di antara Magrib dan Isya,” ungkap Kai Mukhtar saat ditemui di Gedung Dewan Kesenian Kotabaru di Siring Laut, Kamis (12/1).

Sedangkan untuk siangnya merupakan acara yang sakral diadakan di tengah laut. Yang harus dibawa pun kurang lebih sama pada saat di dataratan. Namun ada tambahannya, empat batang tebu.
Dalam prosesnya, Suku Bajau Samah berbondong-bondong ke laut. Jumlahnya tidak sedikit. Sampai ribuan perahu jenis balapan. Sesampainya di tengah laut, sudah disediakan tempat yang berbentuk rumah kecil mengapung. Rumah kecil itu dikelilingi perahu.
Dilaksanakanlah Selamatan Leut yang dipimpin Sandro. Setelah pembacaan ritual adat, masyarakat yang ikut tadi langsung beramai-ramai terjun ke laut, sambil diiringi bunyian gendang.
Kue yang di atas rumah kecil tersebut pun diperebutkan. Setelah itu Sandro langsung menancapkan bambu dan tempurung kelapa ke dalam air laut.
Menariknya, setelah ditancapkan air di sekitarnya seketika berubah menjadi tawar. Masyarakat beramai-ramai mengambil airnya. “Menurut kepercayaan kami Suku Bajau Samah, air yang berubah jadi tawar itu mempunyai khasiat bisa menyembuhkan segala macam penyakit,” tambahnya.
Setelah air kembali menjadi asin, acara adat selesai. Suku Bajau Samah pun kembali ke daratan.(jum/gr/dye)