RANTAU – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tapin melaksanakan program yang melibatkan penyandang disabilitas di Kalsel. Rabu (22/2)tadi, mereka dikumpulkan untuk pembuatan kaki dan tangan palsu.
PMI tidak sendiri, tetapi menggandeng Yayasan Teras Inklusi dam Yayasan dari Jakarta untuk pengukuran kaki dan tangan palsu di Pendopo Galuh Bastari.
Ketua PMI Tapin Dedy Arief Budiman menuturkan ada 28 orang yang diukur tangan dan kakinya. Rinciannya 15 dari Kabupaten Tapin dan sisanya warga dari Kabupaten atau Kota lainnya.“Setelah pengukuran ini, insyaallah Mei 2023 akan dilakukan pemasangan,” ucapnya,
Dedy menjelaskan bahwa program ini tidak lain untuk membantu penyandang disabilitas untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Karena kalau memasang sendiri, dari segi biaya cukup mahal.“Program ini gratis. Kalau memakai biaya sendiri sekitar 5 juta,” jelasnya.
Anggota DPRD Tapin ini berjanji akan coba memperjuangkan hak-hak para penyandang disabilitas agar terpenuhi. “Akan kita coba perjuangan ke Dinas terkait, untuk memperjuangkan hal ini,” ucapnya berjanji.
Sementara Ketua Yayasan Teras Inklusi Faizah Abdiah mengatakan di Kalsel ada 70 orang yang akan dibuatkan kaki dan tangan palsu. Selain di Tapin, pengukuran dilakukan di Tanah Laut.“Untuk Tapin ada 28 orang, 15 orang dari Kabupaten sisanya dari Barito Kuala, Banjar dan wilayah di Banua Enam,” jelasnya.
Selama 5 tahun yayasan berdiri, ia mengatakan angka pengadaan alat bantu berupa tangan dan kaki palsu, cukup tinggi. Hal ini didominasi dua faktor. Akibat insiden kecelakaan atau laka kerja dan karena amputasi dalam upaya pengobatan. “Sedangkan sisanya, faktor bawaan sejak lahir,” tuturnya.
Reni Kurnia salah satu disabilitas yang ikut kegiatan ini, mengaku sangat terbantu. “Saya akan lebih percaya diri baik dalam berkumpul dengan orang lain atau beraktivitas sehari-hari,” pungkasnya. (dly/ij/ran)
