PELAIHARI – Senam pagi bersama masyarakat dan petugas kesehatan mengawali Puncak Peringatan Hari TBC Sedunia Tahun 2023.
Kegiatan yang digelar oleh Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan Tuberkulosis (KOPI-TB) Tanah Laut (Tala) pada Minggu (19/3) itu berlangsung di RTH Kijang Mas Pelaihari.
Selain senam pagi bersama, kegiatan itu juga dilakukan pembagian hadiah pemenang lomba poster dan penghargaan Tim TB DOTS terbaik tahun 2022.
Serta penandatanganan komitmen bersama eliminasi TBC 2030 dan juga pembagian doorprize.
Ketua Panitia Pelaksana, Indra Wahyudi mengatakan ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan pihaknya dalam memeriahlan Peringatan Hari TBC Sedunia kali ini, sepeti lomba desain poster dan edukasi penyakit TBC.
“Tujuannya tidak lain untuk memberikan edukasi agar masyarakat mengerti tentang apa itu penyakit TBC, sehingga pada tahun 2030 TBC dapat tereliminasi di Kabupaten Tala,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator KOPI-TB Tala, dr Levana Kasuma Dewi mengatakan selain memperingati hari TBC sedunia, kegiatan hari ini juga bertujuan untuk mengenalkan dan mempromosikan KOPI-TB kepada masyarakat luas.
“KOPI-TB itu sendiri organisasi baru dan terbentuk pada September 2022 kemarin. Oleh karena itu kami mau mempromosikannya bahwa KOPI-TB itu ada di Tala,” sebutnya.
Dokter spesialis paru ini mengungkapkan bahwa kasus TBC di Bumi Tuntung Pandang cukup banyak, berkisar 500 an pasien berdasarkan data 2022. Namun berkat kerjasama dengan semua lintas sektor dapat ditangani dengan baik.
“85 persen pasien TBC di Tala dapat disembuhkan, sedangkan 15 persen sisanya belum sembuh karena pasien banyak yang mangkir dari pengobatan atau memiliki komorbir,” kata dr Levana, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, dr Levana menyebutkan pasien yang terkena TBC sebagian besar adalah laki-laki dengan usia 40 tahun keatas.
“Pasien yang paling rentan terkena TBC adalah mereka yang HIV,” katanya.
dr Levana mengajak seluruh masyarakat bila ada menemukan keluarga yang memiliki gejala penyakit TBC untuk langsung memeriksakannya ke fasilitas kesehatan (Faskes) terdekat, karena peralatan untuk memeriksa penyakit TBC sudah lengkap.
“Jangan takut untuk pergi ke faskes terdekat jika menemukan gejala penyakit TBC, karena semuanya gratis,” pungkasnya. (sal).