Islam masuk ke Tanah Banjar sejak era kesultanan Banjar. Sejak Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar pertama memeluk agama Islam, masjid sebagai bangunan peribadatan umat muslim mulai dibangun. Beberapa masih bertahan hingga saat ini. Berikut 7 masjid tertua di Kalimantan Selatan.
1. Masjid Sultan Suriansyah
Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin adalah sebuah masjid bersejarah di Kota Banjarmasin yang hampir dipastikan menjadi masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Masjid ini letaknya berdekatan dengan komplek makam Sultan Suriansyah dan di tepian kiri sungai Kuin.
2. Masjid Jami’ Sungai Jingah

Masjid Jami’ Banjarmasin atau dikenal juga sebagai Masjid Jami’ Sungai Jingah adalah sebuah masjid bersejarah di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mesjid berarsitektur Banjar dan kolonial (indish) yang dibuat dengan bahan dasar kayu ulin ini dibangun pada tahun 1777. Walaupun termasuk di lingkungan Kelurahan Antasan Kecil Timur, masjid yang seluruh konstruksi bangunan didominasi kayu besi alias kayu ulin ini lebih identik dikenal Masjid Jami Sungai Jingah. Lokasi awal pembangunan masjid ialah di tepi Sungai Martapura, setelah masjid ini dipindahkan sekarang berada di Jalan Masjid kelurahan Antasan Kecil Timur, Kota Banjarmasin pada tahun 1934.
3. Masjid Jami Abdul Hamid Abulung
Masjid Jami Syekh Abdul Hamid Abulung atau biasa disebut Masjid Datu Abulung adalah salah satu masjid tertua di provinsi Kalimantan Selatan. Masjid ini berlokasi di desa Sungai Batang, kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar. Masjid ini dibangun oleh Raja Banjar, Sultan Tahmidullah II yang memerintah periode 1761-1801 sebagai bentuk penebusan dosa karena telah memerintahkan para algojo raja untuk mengeksekusi Datu Abulung, seorang ulama yang sempat dituding memiliki ajaran sesat. Masjid ini termasuk ke dalam salah satu cagar budaya yang berada di Kabupaten Banjar.
4.Masjid Al-A’la
Masjid Al A’la di Desa Jatuh Kecamatan Pandawan adalah salah satu dari beberapa masjid tertua di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan. Berdasarkan namanya, Masjid Al A’la memiliki arti tinggi. Diperkirakan masjid ini sudah ada sejak 300 tahun silam.
Di Masjid ini terdapat empat tingkatan atap yang memiliki makna tingkat syarikat, tarikat, hakikat, dan makrifat. Sementara itu, tiang masjid yang berjumlah 16 ditambah satu tangga menjadi simbol rakaat salat setiap harinya. Totalnya ada 17, Sesuai dengan jumlah rakaat salat.
5. Masjid Kanas
Masjid Jami’ Tuhfaturroghibin atau lebih populer dengan nama Masjid Kanas adalah sebuah masjid bersejarah yang berlokasi di kawasan Alalak Tengah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Masjid menjadi khas karena terdapat hiasan buah nenas. Lantaran berarsitektur Timur Tengah campur Banjar, sekilas masjid ini mirip Masjid Jami Sungai Jingah. Masjid ini menjadi simbol kebanggaan warga Alalak.
Masjid ini dibangun pada 11 Muharram 1357 Hijriyah, sejarah salah satu masjid kuno ini tak lepas dari jasa seorang ulama Alalak, H. Marwan bin H.M. Amin. H. Marwan dikenal sebagai ulama sufi dan konon merupakan keturunan ke-4 Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari atau Datuk Kelampayan. Atas jasa H. Marwan, konon masjid yang hingga sekarang masih mempertahankan keaslian empat soko gurunya tersebut berdiri kokoh.
6. Masjid Keramat Al-Mukarramah
Masjid Al-Mukarromah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Keramat Banua Halat adalah salah satu masjid tertua di Kalimantan Selatan yang berada di desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin.
Menurut sejarah, masjid yang dikeramatkan tersebut dibangun H. Syafrullah atau yang dikenal orang terdahulu sebagai Datu Ujung (dalam versi lain ada yang juga menyebutkan kalau masjid ini didirikan oleh Haji Mungani Salingnata pada tahun 1840). Datu Ujung ini memiliki kehebatan yang masih dikenal sampai sekarang, yaitu tiang miring. Tiang ini menjadi salah satu tiang utama di masjid tersebut.
Di salah satu tiang masjid, terdapat sebuah tiang yang mengeluarkan minyak. Tidak diketahui pasti kapan minyak itu keluar dan sebabnya. Masjid ini pernah dibakar oleh Belanda. Pada saat terbakar, hampir seluruh material bangunan masjid yang berada di tepian sungai itu ludes. Yang tersisa hanya satu tiang utama yang kini terus mengeluarkan minyak itu. Kemudian, pada tahun 1862 Masjid Al-Mukarromah dibangun kembali.
7. Masjid Su’ada
Masjid Su’ada atau lebih dikenal dengan nama Masjid Ba’angkat adalah salah satu masjid tertua di Kalimantan Selatan yang berlokasi di desa Wasah Hilir, Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Masjid ini didirikan oleh ulama bernama Al Allamah Syekh H. Abbas dan Al Allamah Syekh H.M. Said bin Al Allamah Syekh H. Sa’dudin pada tanggal 28 Zulhijjah 1328 Hijriyah bersamaan dengan tahun 1908 Masehi. Masjid ini didirikan di atas tanah wakaf milik Mirun bin Udin dan Asmail bin Abdullah seluas 1.047,25 meter persegi. Masjid berjarak sekitar 7 kilometer dari ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kandangan.