BULAN Ramadan tak bisa dipisahkan dari salat tarawih berjemaah dan ngabuburit–berburu takjil sambil menunggu waktu berbuka puasa tiba.
Oleh: GUSTI MAULITA INDRIYANA
PFM Ahli Madya BBPOM di Banjarmasin

Takjil sangat menarik untuk dibayangkan dan dibicarakan. Puasa yang menunda kita untuk makan dan minum sejak imsak hingga magrib, lelahnya menjadi tidak terasa karena tingginya semangat kita dalam menyiapkan takjil untuk keluarga tercinta.
Takjil adalah istilah umum untuk kudapan yang dimakan sesaat setelah berbuka puasa. Biasanya berupa makanan manis seperti kolak pisang, sop buah, es campur, bubur sumsum, kue bingka, serta berbagai minuman siap saji lainnya.
Takjil dapat dibeli atau diolah sendiri. Yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menyiapkan takjil adalah, pertama, bahan baku dalam bentuk kemasan komersil yang digunakan harus telah memiliki izin edar BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan) atau P-IRT. Misal tepung, gula, garam, bahan tambahan pangan (pewarna, pengawet, pengembang, penguat rasa), sirop, mi, dan lain sebagainya.
Kedua, bahan baku segar yang digunakan harus terhindar dari cemaran kimia berbahaya (formalin, boraks, pewarna tekstil). Waspada ikan, daging, ayam, ikan asin yang kemungkinan mengandung formalin, terasi yang mengandung pewarna merah tekstil, atau kerupuk yang mengandung boraks.
Ketiga, higiene sanitasi dalam semua aspek harus diterapkan mulai dari (a) penyiapan bahan baku, peralatan masak, ruangan dan personel yang mengolah/menyiapkan pangan, (b) proses pengolahan takjil (c) proses pengemasan.
Keempat, Kemasan yang digunakan harus aman sesuai jenis takjil yang diolah. Misalnya bubur atau kolak pisang dibungkus menggunakan wadah plastik yang aman untuk pangan. Gorengan tidak dikemas dalam kresek atau koran.
Kelima, cara mengambil takjil menggunakan alat bantu, seperti penjepit makanan, sarung tangan, sendok atau garpu. Tangan tidak boleh menyentuh takjil secara langsung, hal ini bertujuan untuk menghindari pangan tercemar oleh bakteri yang mungkin menempel pada tangan.
Keenam, takjil berupa es kelapa, sup buah, dan minuman dingin lainnya harus menggunakan es batu yang dibuat dari air yang telah dimasak terlebih dulu.
Laboratorium Keliling
BBPOM di Banjarmasin melakukan pengawasan pangan rutin pada bulan Ramadan melalui kegiatan mobil laboratorium keliling dengan aktivitas pengambilan produk pangan di pasar wadai, pengujian empat macam bahan berbahaya (formalin, boraks, rhodamin B, metanil yellow) dengan metode cepat (test kit), serta pemberian informasi kepada penjual makanan dan minuman di area pasar wadai.
Pada tahun 2022, telah dilakukan pengujian pangan di beberapa pasar wadai Ramadan yang berlokasi di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar. Dari hasil uji 101 (seratus satu) sampel, tidak ditemukan satu pun takjil yang mengandung bahan berbahaya. Hasil uji semua produk memenuhi syarat.
Meskipun tidak ditemukan takjil yang mengandung bahan kimia berbahaya, namun kehati-hatian masyarakat tetap harus dilakukan dan ditingkatkan. Bahan kimia berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan penumpukan di dalam tubuh sehingga dapat mengakibatkan pembesaran hati dan ginjal, bahkan timbulnya kanker hati.
Penyakit lain yang ditimbulkan oleh bahan kimia berbahaya adalah gangguan pencernaan, diare, peradangan di mulut, serta perdarahan di lambung.
Keamanan takjil menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pelaku usaha (pengolah dan penjual) serta masyarakat sebagai konsumen. Pemerintah berperan dalam penyusun kebijakan dan pengawasan produk pangan sebelum dan sesudah beredar di pasaran; pelaku usaha berperan dalam pelaksana peraturan terutama dalam hal cara pembuatan pangan olahan yang baik; sedangkan peran masyarakat adalah menjadi konsumen yang cerdas sebelum memilih dan mengonsumsi pangan. Kepedulian masyarakat akan keamanan pangan dapat dilakukan melalui Cek KLIK (Cek kemasan, label, izin edar dan kedaluwarsa).
Dengan disediakannya takjil bulan puasa yang aman, bergizi, bermutu dan lezat, maka derajat kesehatan masyarakat akan meningkat. Ibadah puasa lancar, tubuh sehat, jiwa pun kuat. (al/fud)