AIR dan kehidupan bagaikan dua sisi mata uang. Tidak bisa dipisahkan. Di mana ada kehidupan di situ ada air. Air (H²O) meski cair tetapi memiliki kekuatan sebagai penggerak dan pengubah. Dari sifatnya yang membangun, air kadang merusak. Akan tetapi, sampai kapanpun air sangat dibutuhkan oleh berbagai makhluk hidup, terutama kita. Tidak hanya dikonsumsi, air juga kita gunakan untuk membantu berbagai kegiatan yang kita lakukan. Oleh karena itu, air adalah denyut nadi kehidupan.
Oleh: SYAIFUL BAHRI DJAMARAH
Dosen PAI dan PPG
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin

Berdasarkan hasil penelitiannya, Mohammad Subhan menyimpulkan bahwa kata air (maa’) dalam Al-Qur’an ditemukan 62 kali. Di antaranya 21 kali disebutkan dalam bentuk ma’rifah dan 41 kali dalam bentuk nakirah. Akan tetapi, Al-Qur’an juga menyebut air dengan kata lainnya seperti sungai (56 kali), laut (53 kali), mata air (66 kali), hujan (14 kali).
Manfaat air sungguh luar biasa. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Ikan di laut, tumbuhan dan terumbu karang di dasar laut maupun tumbuhan di pesisir pantai seperti Bakau membutuhkan air laut untuk dapat hidup.
Sementara kita, hewan, ikan dan tumbuhan di darat juga membutuhkan air tawar untuk dapat hidup. Ini mengisyaratkan, tanpa air semua makhluk hidup akan mati.
Tidak hanya untuk kehidupan, bahkan air juga berguna untuk hal-hal lainnya. Di bidang pembangunan. Misalnya, dalam pembangunan gedung, toko atau rumah permanen, dsb. pasti memerlukan air sebagai perekat untuk menyatupadukan semen, pasir, batu krikil dan batu bata atau batako, dst.
Di bidang otomotif. Tidak ada yang berani menjamin, bahwa mesin mobil tidak pecah akibat radiatornya kekeringan air. Mesin kapal bermotor akan mengalami panas yang luar biasa jika air pendingin mesinnya sangat kurang. Mobil atau sepeda motor yang semula kotor hanya bisa dicuci bersih menggunakan air.
Di bidang transportasi. Betapa banyak kapal besar dan kecil dalam berbagai jenis dan bentuknya, klotok hingga perahu memanfaatkan air laut, air sungai atau danau sebagai prasarana transportasi. Tidak hanya antar pulau, bahkan antar negara.
Di rumah tangga. Es batu di kulkas sesungguhnya adalah air yang dibekukan. Tidak mungkin dapat menyiangi dan membersihkan sisik dan darah ikan tanpa air. Berbagai macam kuah yang dibuat, air sebagai bahan utamanya. Pakaian yang semula kotor hanya dapat dicuci bersih menggunakan air sabun dan air bersih. Mesin cuci modern tidak dapat bekerja dengan baik tanpa bantuan air. Mandi, cuci dan kakus (MCK) juga memerlukan air. Bahkan tanpa bantuan air, makanan terasa sulit kita telan.
Di bidang kesehatan. Air diyakini dapat membantu menurunkan tensi panas seseorang yang menderita demam. Kulit kita pasti cepat keriput jika pori-pori kita tidak mengeluarkan air. Terutama ketika kita berada di bawah terik matahari, air yang keluar dari pori-pori berfungsi mempertahankan kelembaban kulit. Secara refleks kerongkongan kita terasa basah karena ada air liur. Refleks mata kita yang selalu berkedip pada hakikatnya membasahi mata dengan air mata untuk mencegah iritasi pada mata.
Dapat dibayangkan, betapa sulitnya metabolisme di tubuh kita jika tanpa air. Metabolisme adalah proses ketika tubuh mengubah makanan dan minuman yang dikonsumsi menjadi energi. Jangankan itu, kekurangan air saja bisa menyebabkan dehidrasi di tubuh kita. Itu sebabnya, mengapa orang sakit yang tidak bisa makan dan minum dibantu dengan infus (sari makanan cair) sebagai penggantinya.
Dari sudut psikologis, air memiliki banyak makna. Air bisa memberi isyarat tentang suasana batin seseorang seperti senang, bahagia atau sedih. Itu sebabnya ada istilah air mata cinta, air mata sedih, air mata bahagia.
Kisah Artum Ali, “Setetes Air Mata Cinta di Akhir Hayat” bukanlah air mata biasa. Ada sentuhan derita cinta menjelang kematian. “Deraian Air Mata di Tengah-Tengah Kehancuran Rumah Tangga” berkisah tentang kehancuran sebuah keluarga Abdullah Teladan akibat kemiskinan. Deraian air mata derita mengantarkan keluarga itu ke jurang kehancuran.
Berderai air mata karena tertusuk benda tajam memang tidak sama sakitnya dengan kedua kisah di atas. Karena air mata derita dari kedua kisah itu adalah soal hati.
Sementara air mata derita karena tertusuk benda tajam itu adalah soal sakit di kulit.
Semasa kecil, saya tidak menyadari, air dapat melunakkan sesuatu yang semula keras menjadi lembek. Tanah yang keras lembek karena air. Kayu yang lama terendam di air akan lapuk. Tetapi, sepengetahuan saya air tidak dapat membuat kayu ulin menjadi lapuk meskipun kayu besi itu lama sekali terendam dalam air.
Yang tidak diragukan, air dapat menyuburkan tanah, menyegarkan tetumbuhan dan pepohonan serta sebagai penyeimbang. Ketika panas dedaunan pada tetumbuhan atau pepohonan akan mengeluarkan uap air untuk memberikan kelembaban udara di sekitarnya.
Demikianlah. Air kebutuhan asasi kita, memberi kehidupan bagi semua makhluk hidup. Air yang mudah beradaptasi itu memiliki kekuatan. Kekuatan itu daya atau energi. Air memberi daya hidup pada kita dan semua makhluk. Tanpa air, tiada daya, berarti mati. Itulah air, unsur hakiki bagi kehidupan yang memiliki fungsi menghidupi. Air adalah bahan baku kehidupan.
Allah berfirman: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?” (Al-Anbiya: 30). Karena itu, Tantawi Jawhari mengatakan, air adalah sumber kehidupan semua makhluk hidup.
Beberapa negara di dunia sangat sibuk mengurusi krisis air agar tidak kekurangan persediaan air. Negara-negara dengan risiko krisis air tertinggi di dunia adalah Qatar, Israel, Lebanon, Iran, Yordania, Libya, Kuwait, Arab Saudi, Eritrea, dan Uni Emirat Arab.
Dari semua negara itu, Etiopia adalah negara dengan simbol kelaparan dan kemiskinan. Negeri ini paling kekurangan air. Satu pertiga orang dari populasinya, yaitu 109 juta orang hidup tanpa air bersih. Hanya mengandalkan air yang tidak layak untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Kita patut bersyukur diberi negeri dengan air yang melimpah oleh Allah. Rasa syukur itu hendaknya kita wujudkan dalam bentuk melaksanakan salat dan berbagi. Allah mengingatkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka azab-Ku pasti sangat keras.” (Ibrahim: 7).
Akhirnya, “Ihdinashshiraatol mustaqiim, tunjukilah kami jalan yang lurus.” (Al-Fatihah: 6).
Jadikanlah kami hamba-Mu yang pandai bersyukur karena anugerah air dari-Mu. Ketika meninggal, biarkan air berkah mengguyur di sekujur tubuh kami sehingga kami merasakan betapa nikmatnya air-Mu di akhir hayat kami. Amiiin. (al/fud)