23.1 C
Banjarmasin
Tuesday, 21 March 2023

Menjadi Guru A.K.T.I.P

GURU adalah tonggak kesuksesan dunia pendidikan. Tanpa pendidik tidak akan tercetak generasi yang berprestasi. Meskipun teknologi semakin maju di mana hampir semua pekerjaan dapat dikerjakan oleh mesin berteknologi tinggi, namun peran guru tetap tidak akan dapat tergantikan.

Oleh: ANTON SUJARWO
Unit kerja SMPN 3 Satap Simpang Empat,
Kabupaten Tanah Bumbu

Karena pendidik tidak hanya dituntut berpengetahuan luas yang mumpuni, tetapi juga harus memiliki perasaan dan kepekaan yang tinggi agar mampu memahami dan mendalami karakter peserta didik. Hal inilah yang tidak dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi.

Namun belakangan ini, guru sebagai pendidik kembali menjadi sorotan. Gerak-gerik guru sebagai pendidik mulai diamati apalagi dengan adanya kecanggihan teknologi informasi yang membuat semua berita dan informasi akan tersebar luas dengan mudah dan cepat sehingga menjadi viral. Hal yang terlihat baik akan mudah untuk diagung-agungkan begitupun sebaliknya yang terlihat buruk akan mudah dihujat dan dihinakan.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

Cara guru menegur peserta didik di zaman sekarang menjadi sebuah problematika yang perlu diperhatikan. Karena jika guru menegur dengan cara yang terlalu keras, akan jadi masalah dan bumerang bagi guru itu sendiri–tidak menutup kemungkinan dianggap melakukan tindak kekerasan. Namun jika seorang guru tidak memiliki ketegasan terhadap peserta didik, maka tak jarang teguran guru sering diabaikan bahkan malah tidak dihiraukan.

Sering kita jumpai di media sosial pemberitaan tentang guru yang dilaporkan ke kepolisian karena cara menegur yang dianggap terlalu keras. Akibat memberikan hukuman fisik kepada peserta didik yang melanggar aturan. Padahal terkadang guru memberikan hukuman dengan maksud dan tujuan agar peserta didik jera dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.

Menjadi guru di zaman sekarang memanglah sebuah tantangan yang besar. Kita tidak hanya dituntut menguasai materi pembelajaran tetapi juga harus mampu menguasai lingkungan belajar, menarik perhatian peserta didik dan juga membuat suasana yang menyenangkan agar materi dapat tersampaikan dengan baik dan peserta didik tidak merasa bosan dan terbebani dengan materi pembelajaran.

Oleh karenanya solusi terbaik ialah menjadi guru yang AKTIP. Singkatan dari aktif, kreatif, timbal balik, inovatif, dan prinsip.

Aktif

Guru merupakan pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya. Dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri (Jamaluddin Noor, 1978).

Baca Juga :  Learning Loss dan Degradasi Adab

Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi-kompetensi yang dimilikinya. Di sini diperlukan keaktifan seorang guru dalam mengenali bakat dan memupuk kompetensi peserta didik. Guru yang aktif adalah guru yang tidak hanya terpaku pada pedoman pengajaran yang ada. Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru bisa menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga tidak ada lagi siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran.

Kreatif

Menurut Santrock (Muradriarini, 2006), kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan tentang sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi yang unik.

Halpern (Suharnan, 2005) mendefinisikan kreativitas sebagai aktivitas kognitif atau proses berpikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna atau new ideas and useful. Dalam melakukan pembelajaran guru juga dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan bahan ajar, teknik, dan cara mengajar yang tidak monoton. Sehingga ketika dirasa pembelajaran sudah mulai membosankan guru bisa menambahkan kegiatan seperti ice breaking. Hal ini akan menjadikan siswa yang mulai bosan dan kurang fokus di kelas kembali semangat dalam belajar.

Timbal balik

Sebagai pendidik tentu di kelas akan terjadi yang namanya interaksi antara guru dan peserta didik. Baik dalam kegiatan tanya jawab atau saat ada kegiatan kelompok. Dalam interaksi yang baik harus terjadi dua arah tidak hanya pada satu arah. Guru sebagai pendidik hendaknya benar-benar merespon balik apa yang menjadi pertanyaan siswa. Karena dari sini akan muncul pengetahuan baru yang memang diperlukan oleh peserta didik.

Guru juga dibolehkan, bahkan dianjurkan memberikan apresiasi setiap kali peserta didik mampu memecahkan suatu masalah yang guru berikan baik itu dalam bentuk tepuk tangan, kalimat pujian atau bahkan hadiah yang berbentuk benda. Sehingga membuat peserta didik lain bersemangat untuk memecahkan masalah yang guru berikan.

Inovatif

Sudah sering kita dengar bahwa pendidik perlu mengembangkan inovasi dalam setiap pembelajaran. Tapi apakah kita benar-benar tahu apa itu inovasi? Inovasi adalah sebuah usaha yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan dengan tujuan mampu beradaptasi dengan lingkungan di sekitar.

Baca Juga :  Tujuh Langkah Mengasah Bakat Seni Siswa

Mengapa diperlukan inovasi? Karena di era digital yang semakin berkembang, membuat setiap individu menjadi mengalami perubahan tak terkecuali peserta didik. Mereka mampu mengetahui sendiri apa yang ingin mereka cari melalui Google dan lainnya. Sehingga agar tidak terjadi kesenjangan, maka guru harus melakukan inovasi. Baik itu dengan memodifikasi bahan ajar atau cara ajar agar pembelajaran tidak ketinggalan zaman.

Prinsip

Di antara kelima aspek yang dikemukakan, guru yang berprinsip menjadi kunci utama dalam kemajuan dunia pendidikan. Guru yang memiliki prinsip selalu ingin maju, berkembang, tidak ingin ketinggalan akan selalu mengasah kemampuannya.

Ia akan berusaha menjadi guru yang selalu kreatif dan inovatif, agar peserta didik memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Karena seperti kita ketahui bersama pembelajaran yang bermakna yang kita berikan pada peserta didik akan lebih membekas di memori peserta didik dibandingkan dengan pelajaran yang hanya sekedar memperhatikan penjelasan guru.

Di samping itu guru yang memiliki prinsip juga akan lebih mudah mendisiplinkan peserta didik karena di awal pembelajaran ia akan memberikan kesan bahwa apa yang kamu lakukan adalah apa yang harus kamu pertanggung jawabkan dikemudian hari tanpa harus berbuat keras dan melanggar norma-norma yang ada.

Penutup

Apabila seorang guru menyadari pentingnya menjadi guru yang AKTIP, maka dia akan melaksanakannya dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sehingga terbentuk peserta didik yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tetapi mereka juga akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli sesama, empati, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Yang tak kalah penting adalah mengarahkan peserta didik menjadi insan yang beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang baik. Agar mereka dapat menyaring pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran. Sehingga tercipta generasi penerus bangsa Indonesia yang memiliki intelektualitas dan kepribadian yang kuat serta berakhlak mulia guna mewujudkan tujuan dan cita-cita pendidikan. (fud)

Digitalisasi Pembelajaran dan Sentuhan Hati Pendidik

SMA Negeri 13 Banjarmasin sebagai salah satu Sekolah Penggerak Angkatan I di Provinsi Kalimantan Selatan, pada tahun kedua dalam implementasi Kurikulum Merdeka, berupaya menjunjung tinggi pembelajaran berdiferensiasi demi tergalinya potensi setiap peserta didik.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

KDRT dalam Pernikahan Siri

Esensi Haul

Kompleksitas Putusan Menunda Pemilu

Pemilu 2024, Momentum dan Pertaruhan

Berita Terbaru

Kompleksitas Putusan Menunda Pemilu

Ancaman Teknologi di Dunia Kerja

Pemilu 2024, Momentum dan Pertaruhan

Merajut Pemilu Damai