31.1 C
Banjarmasin
Saturday, 25 March 2023

Digitalisasi Pembelajaran dan Sentuhan Hati Pendidik

SMA Negeri 13 Banjarmasin sebagai salah satu Sekolah Penggerak Angkatan I di Provinsi Kalimantan Selatan, pada tahun kedua dalam implementasi Kurikulum Merdeka, berupaya menjunjung tinggi pembelajaran berdiferensiasi demi tergalinya potensi setiap peserta didik. Karena setiap peserta didik adalah unik, maka keragaman dalam gaya dan kecepatan belajar mereka harus dipertimbangkan untuk membantu mereka mencapai proses dan produk terbaik.

Oleh: AGUS FITRIANA
Guru Bahasa Inggris SMAN 13 Banjarmasin

Pembelajaran berdiferensiasi, yang diadaptasi dari Differentiated Instruction oleh pendidik dan penulis Carol Ann Tomlinson, adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas demi memenuhi kebutuhan belajar individu setiap peserta didik. Dimulai dari merancang konten, kemudian merancang proses, dan berakhir dengan produk.

Teknologi memungkinkan konten disajikan dalam berbagai cara dan menjadikannya lebih mudah diakses oleh peserta didik. Bagaimana guru memilih aplikasi mana yang sesuai dengan peserta didiknya? Jawabannya mudah! Guru dapat memulainya dengan mencari tahu bakat alami mereka melalui asesmen awal–kognitif dan non kognitif.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

Guru tentu akan mendapatkan informasi bahwa peserta didiknya lebih suka menyimak daripada membaca. Maka guru dapat menggunakan video pembelajaran dari aplikasi YouTube. Atau bahwa mereka lebih suka membaca daripada harus menonton tayangan video. Pun guru dapat memilih bahan ajar dari blog atau aplikasi sejenisnya.

Artinya guru menyediakan sumber daya tambahan yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka dan membebaskan mereka untuk mengeksplor bahan pelajaran dari sumber-sumber lain seperti lingkungan belajar, lingkungan tempat tinggal, dan bahkan lingkungan bermain mereka.

Merdeka belajar bukan kebebasan tanpa arah tapi kebebasan dengan tujuan yang pasti.
Penulis pribadi memiliki chanel YouTube dan blog WordPress sehingga dapat membagikan keduanya sesuai dengan kebutuhan mereka. Selaku guru bahasa Inggris juga menyediakan beragam teks genre dan lembar kerja. Asesmen formatif mandiri secara otomatis dibedakan dan dimodifikasi berdasarkan profil mereka.

Baca Juga :  Sekolah Bebas Bullying untuk Pendidikan Psikis Anak

Untuk peserta didik dengan level tinggi, saya sediakan teks panjang dan kompleks, sementara untuk mereka yang berada di level di bawahnya saya sediakan teks lebih pendek dan sederhana dengan penggunaan kosa kata yang akrab di telinga mereka.

Membuat produk di akhir pelajaran untuk menunjukkan penguasaan konten pun tidak luput dari penggunaan teknologi. Peserta didik menyelesaikan aktivitas yang menunjukkan penguasaan konsep dengan cara yang mereka sukai berdasarkan gaya belajar. Untuk kelompok peserta didik yang gemar menulis dan visual, bisa dengan tugas membuat laporan dengan ilustrasi atau infografis melalui aplikasi web Flippingbook. Untuk kelompok yang gemar bercerita dan kinestetik, tugas berupa membuat rekaman drama atau siaran live InstaGram.

Sebagai tambahan, lingkungan belajar juga dapat disesuaikan dengan kesiapan dan minat peserta didik agar memiliki motivasi yang tinggi, memberikan dukungan untuk keleluasaan, kenyamanan dan keamanan belajar dari segi fisik dan psikis. Susunan kelas dikondisikan secara personal, sosial, dan fisik.

Misalnya, ada peserta didik yang lebih senang belajar di luar ruangan, ada yang membutuhkan tempat yang tenang, ada yang sambil mendengarkan musik, ada yang suka berdiskusi atau kerja kelompok, dan adapula yang suka menyelesaikan tugasnya sendiri.
Terlepas dari pembahasan pembelajaran berdiferensiasi, teknologi pun dapat difungsikan untuk menggantikan kertas.

Ruang cloud dipilih untuk menyimpan bahan ajar, tugas, dan nilai, dan membuka ruang diskusi, seperti Google Classroom dan e-Portfolio sebagai bentuk kumpulan karya dan catatan perkembangan diri. Penggunaan aplikasi online untuk mengerjakan tes dan alat kolaboratif untuk projek tim. Sebut saja aplikasi Google Form, Quizziz, Google Slide, dan lembar presentasi di Canva.

Berbagai peran positif yang dihadirkan dengan adanya teknologi diharapkan dapat membuat sebuah lingkungan belajar mengajar yang kondusif. Teknologi seyogyanya digunakan untuk mengeksplorasi dan menciptakan, bukan hanya menghafal, melatih konsep dan keterampilan. Terlebih-lebih memanfaatkan aplikasi mana yang disukai peserta didik dalam belajar dan menghasilkan produk.

Baca Juga :  Merdeka Mengakses, Merdeka Berbagi 

Dengan mengintegrasikan teknologi, kebutuhan pendidikan peserta didik terpenuhi dan pembelajaran berdiferensiasi tercapai sesuai target. Khusus untuk peserta didik zaman now yang sangat tergantung dan menyukai keberadaan gadget dan internet dalam setiap aktifitas mereka, perubahan pola dan sistem pengajaran yang memanfaatkan dua teknologi tersebut sangatlah diharapkan.

Digitalisasi akan semakin meroket, dan itulah kenapa sangat penting untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kenyataan yang menanti mereka ketika mereka keluar dari sekolah. Tujuan dari sistem sekolah adalah untuk membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan, kompetensi dan alat yang mereka butuhkan. Tempat kerja dan masyarakat umum akan mendayagunakan mereka yang bukan hanya terbiasa dengan teknologi tetapi juga pengguna yang sangat baik dari teknologi.

Di luar kelas, peserta didik menggunakan teknologi dalam semua aspek kehidupan mereka. Di dalam kelas, teknologi akan membuat belajar lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Sumber teknologi yang berbeda akan memberikan jenis akses yang berbeda dan tingkat keseragaman yang berbeda pula.

Pendidikan tentunya tetap membutuhkan pertemuan fisik dan sentuhan hati. Pendidikan memang tidak bisa digantikan begitu saja oleh intelegensi buatan, tetapi dukungan teknologi diperlukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan di masa depan agar guru sebagai tonggak pendidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik dan maju.

Harapannya adalah bahwa peserta didik di era digital ini pandai memaksimalkan penggunaan gadget untuk kreativitas yang mutakhir dan unggul. Mari kita sebagai pendidik smemfasilitasi peserta didik dalam mencapai harapan tersebut. Selain menumbuhkembangkan sumber daya manusia, kita juga cerdas menguasai arus zaman. (fud)

Solusi Penggajian Melalui IBB

PELAYANAN pada setiap satuan pendidikan tidak hanya berorientasi kepada murid, tetapi juga kepada pendidik dan tenaga kependidikan. Hak dan kewajiban mereka perlu ditunaikan secara optimal.

Menjadi Guru A.K.T.I.P

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

KDRT dalam Pernikahan Siri

Kucing Bukan Hama

Pro Kontra Masuk Sekolah Pukul 05.30

Berita Terbaru

Solusi Penggajian Melalui IBB

Kompleksitas Putusan Menunda Pemilu

Ancaman Teknologi di Dunia Kerja

Menjadi Guru A.K.T.I.P