MARABAHAN – Seekor bekantan bikin gaduh satu kampung. Ini terjadi di Kelurahan Lepasan Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala.
Geger bukan karena monyet berhidung panjang itu menyerang penduduk. Sebaliknya, masyarakat ingin menyelamatkan nyawa bekantan itu.
Ceritanya, Ahad (26/2) sore, bekantan itu sedang duduk-duduk di atas keramba ikan di RT 9. Ketika didekati warga, ia bercebur ke Sungai Barito.
Bekantan itu hanyut, diseret arus sungai yang deras. “Kami tahu binatang itu dilindungi. Makanya kami tangkap untuk diselamatkan. Kami takut ia tenggelam,” kata Tue, 51 tahun, warga RT 7.

“Yang mau diselamatkan melawan, kami malah digigit,” sambungnya.
Penyelamatan berlangsung dramatis. Selama satu jam lamanya warga berjibaku di atas sungai.
Sekitar 700 meter dari titik tercebur, akhirnya bekantan itu bisa ditangkap. Diikat dan dibawa ke daratan.
“Puluhan warga berjuang. Naik satu kelotok dan empat perahu kecil,” kisah Tue.
“Hampir sejam baru kami bisa menangkapnya setelah ia kelelahan berenang,” tambahnya.
Dalam kondisi kaki dan tangan terikat, bekantan ini menjadi tontonan warga. Ketika diberi pisang dan roti, makannya lahap sekali.
Selanjutnya, bekantan itu diserahkan ke kantor polisi terdekat.
Dari mana datangnya bekantan ini? Tue berkeyakinan dari hutan belakang desa. Sebab ia sendiri sudah biasa melihat bekantan di belakang rumahnya. “Sering saya melihatnya,” ujarnya.
Kapolres Batola AKBP Diaz Sasongko melalui Kasi Humas AKP Abdul Malik memastikan bekantan itu telah diamankan di Polsek Bakumpai.
Setelah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, bekantan itu langsung dibawa.
“Sekitar pukul 22.10 WITA, BKSDA TWA Pulau Bakut tiba di Polsek Bakumpai untuk serah terima bekantan,” jelas Malik. (bar/gr/fud)