BANJARMASIN – Puluhan benda yang keberadaannya dilarang di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin kembali ditemukan oleh petugas, Jumat (17/3) pagi.
Padahal Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban Lapas kelas 2A Banjarmasin, Riyadi mengatakan, pihaknya selalu rutin melakukan pemeriksaan sekaligus razia di setiap bilik lapas.
Namun, pada kenyataannya masih ada ditemukan benda-benda terlarang di dalam sel yang dihuni warga binaan.
Benar saja, dalam giat ‘bersih-bersih’ kali ini petugas mendapati dua buah palu, lima batang tongkat dari pipa paralon, tujuh buah sendok, dua buah cermin dan enam buah kabel stop kontak.
Selain itu juga ada empat buah handphone beserta chargernya, enam korek api dan enam buah senjata tajam. Se
Semua benda tersebut merupakan hasil penggeledahan di dua blok hunian warga binaan, yakni Blok E yang dihuni oleh warga binaan kasus kriminal dan Blok F hunian warga binaan kasus korupsi.
“Seluruh benda yang kami dapati ini kami sita untuk dimusnahkan,” ucapnya usai memecahkan pecah tersebut selesai.
Ia menjelaskan penggeledahan kali ini dilakukan dalam rangka Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-59 yang dibantu oleh jajaran TNI-Polri.
Kendati demikian, Riyadi mengklaim bahwa jumlah barang temuan hari ini jauh mengalami pengurangan dibandingkan giat-giat sebelumnya.
“Karena bersih-bersih Lapas ini hampir setiap hari kami lakukan, setiap celah bilik yang ada kami periksa secara teliti,” ungkapnya.
Selain dimusnahkan, Riyadi menuturkan bahwa benda-benda tersebut juga akan didata sebagai bahan evaluasi kinerja pengawasan dan pengamanan lapas.
Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Andi Surya menegaskan bahwa pihaknya tidak akan segan memberikan sanksi kepada warga binaan pemilik barang-barang terlarang tersebut.
“Mereka akan kami periksa sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Jika terbukti bersalah maka mereka akan dikenakan sanksi sesuai kesalahan yang kerjakan,” tegasnya.
“Kita terus lalukan evaluasi dan setiap blok Lapas akan kita bersihkan secara bertahap,” tambahnya.
Selain ‘bersih-bersih’ blok Lapas, jajarannya juga melakukan pemeriksaan urine terhadap 12 orang narapidana yang dipilih secara acak.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan dini mengenai peredaran narkoba di lingkungan Lapas.
“Semuanya negatif. Dan ini secara berkala kami lakukan demi mempersempit ruang gerak sekaligus menciptakan lingkungan Lapas yang bebas dari peredaran narkoba,” tandasnya. (zkr)
