BANJARBARU – Warga di Jalan Gotong Royong Raya, Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara dibuat resah dengan beredarnya uang palsu di Kota Banjarbaru. Pemilik kios kelontong telah menjadi korbannya.
Lokasinya tepat berseberangan dengan Kantor Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Banjarmasin di Kota Banjarbaru. Nominal uang palsu yang beredar itu bentuknya dalam lembaran uang Rp100 ribu.
Pemilik kios, Juhairiyah (35) mengatakan uang palsu itu diterimanya dari seorang pemuda yang tidak dikenalnya sebanyak tiga kali. Diceritakan Juhai, terduga pelaku pertama kali datang ke kiosnya pada Kamis (14/9) malam sekitar pukul 19.30 Wita, dengan memakai motor matic berwarna merah-putih.

Lantas membeli voucher kuota 3,5 GB seharga Rp15 ribu dengan uang sebesar Rp100 ribu. Saat itu, Juhai mengaku tidak menaruh kecurigaan sama sekali dengan uang yang diterimanya. “Jadi saya ambil saja uangnya, dan langsung saya kasihkan uang Rp85 ribu kembaliannya,” ungkap Juhai saat ditemui Jumat (15/9) siang.
Setelah dapat kembalian, kata Juhai, terduga pelaku langsung pergi. Tak lama kemudian, pemuda itu datang lagi untuk keduakalinya. “Dia (terduga pelaku, red) membeli korek api seharga Rp3 ribu dengan uang Rp100 ribu lagi,” kata Juhai.
Juhai lagi-lagi tidak curiga. Ia masih melayani si pemuda tersebut, dan memberikan uang kembaliannya sebanyak Rp97 ribu.
Sekitar setengah jam kemudian, pemuda yang tidak dikenalnya itu lagi-lagi kembali ke kios Juhai. Kali ini, si terduga pelaku ingin membeli rokok Sampoerna merah. Namun, Juhai mulai menaruh kecurigaan untuk kedatangan yang ketiga ini. Si pemuda lagi-lagi menyodorkan uang pecahan Rp100 ribu.
“Pas saya tanya ke mana uang kembalian sebelumnya, orang itu menjawabnya terbata-bata. Katanya sudah habis dibelikan ke barang, nggak tahu juga barang apa,” ujar Juhai. “Lagian uang kembalian saya juga sudah habis. Jadi saya tolak,” tambahnya.
Lantaran gagal membelanjakan uang palsu itu, si pemuda pergi mengarah ke dalam Jalan Gotong Royong. Juhai baru sadar bahwa uang Rp100 ribu itu uang palsu, ketika menceritakan apa yang dialami kepada keponakannya.
“Kebetulan malam itu keponakan saya datang. Pas saya ceritakan, langsung uang itu diperiksa. Ternyata palsu,” ungkapnya. “Jika dilihat sekilas, uangnya memang tampak seperti uang asli. Namun lebih ringan, makanya saya tidak curiga kalau itu palsu,” tambah Juhai.
Akibat kejadian ini, Juhai mengalami kerugian senilai Rp200 ribu. Bahkan kejadian itu juga membuat Juhai trauma. Ia merasa waswas ketika ada orang baru yang belanja ke kiosnya dengan uang nominal besar. “Belum setahun buka kios di sini, sudah kena tipu,” keluhnya.