KM 171 akhirnya menelan korban. Seorang pengendara bersama sepeda motornya jatuh ke lubang tambang. Syukur nyawanya masih selamat.
***
BATULICIN – Sudah kebiasaan, subuh-subuh Abdul Hamid berkendara dari Kintap, Kabupaten Tanah Laut. Melintasi perbatasan Kabupaten Tanah Bumbu, menuju tempat kerjanya di Angsana.
Tiap hari pemuda itu melintasi KM 171 di Satui. Ini jalan nasional yang terputus karena longsor hebat pada pertengahan Oktober 2022 lalu.
Hamid sudah hafal setiap kelok dan lubang di KM 171. Namun kemarin (3/2) ia sedang apes.
Oh, andaikan saja dia mengambil jalan alternatif yang dibuat pemkab, berita ini tidak akan pernah ditulis.
Mendekati KM 171, kecepatan dia turunkan sedikit. Di depan sebelah kanan terlihat lubang menganga.
Lubang itu terlihat jelas karena deretan pagar seng yang membatasi jalan dan tambang sudah banyak yang hilang.
Sebenarnya itu bukan jalan. Jalan nasional Satui sudah lama raib. Ambles ke dalam lubang tambang.
Hanya tersisa pekarangan warga yang berubah menjadi jalan darurat. Tak sampai dua meter lebarnya.
Hingga Hamid tiba di bagian paling sempit. Sreeet… bannya selip.
“Dia terbawa angin,” kata Aidi, relawan bencana setempat.
Beruntung lereng lubang itu tidak tegak lurus. Dia juga mendarat di tanah lempung yang lembek.
Sekalipun Hamid sempat terguling-guling. Baru berhenti di dasar lubang, sekitar 10 meter dalamnya.
Badannya sakit semua. Kakinya terkilir. Hamid lalu berteriak meminta tolong. Tak lama datang bantuan mobil ambulans.
Hamid digotong ke atas dengan kain sarung. Sampai rumah sakit didorong ke ruang pemeriksaan. Di sini ia sempat tertawa ketika warga memotonya.
“Dari hasil pemeriksaan kami. Dia saat itu melamun dan tidak fokus,” ujar Kapolsek Satui AKP Hardaya.
Kapolsek langsung memerintahkan anak buahnya untuk menambah pengaman di sana. Memakai ban bekas.
Mengapa hampir semua roda dua memaksakan diri melintasi KM 171?
Jalan melingkar yang dibangun pemkab menambah jarak perjalanan. Sekitar dua kilometer.
Jalur alternatif itu juga belum aspal. Dan kerap dilewati truk-truk besar. Maka bisa dimaklumi banyak pemotor yang lebih memilih KM 171.
“Tahun ini akan kita aspal,” janji Kabid Bina Marga Dinas PU Tanah Bumbu, Hamdan.
Mundur ke belakang, pada 27 Oktober 2022, tim geoteknik dari Universitas Lambung Mangkurat menggelar hasil penelitian mereka atas kondisi KM 171 di kantor Bupati Tanah Bumbu.
Kesimpulannya, KM 17 tidak layak dipertahankan. Penjabarannya kemudian begitu teknis. Tapi intinya, labil dan rawan.
Kala itu Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI menyatakan bisa membangun ulang badan jalan yang hilang. Menggandeng beberapa perusahaan tambang di sana, targetnya November 2022 sudah bisa dilalui.
Pada akhirnya, BPJN “menyerah” dan pekerjaan tidak dilanjutkan.
Kepala Teknik Pertambangan PT Mitra Jaya Abadi Bersama, Arifin Noor Ilmi kepada Radar Banjarmasin mengatakan, mereka sudah lama tidak dihubungi BPJN.
MJAB adalah salah satu perusahaan tambang yang memegang konsesi izin tambang di dekat KM 171 dan diminta membantu perbaikan jalan.
“Belum ada info terkait perbaikan permanen jalan di sana. Mungkin masih dibahas,” ujar Arifin. (zal/gr/fud)
Judul sambungan: Pemkab Janji Mengaspal