AMUNTAI – Suasana pagi di Kelurahan Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara, dihebohkan dengan penemuan mayat jenis kelamin laki-laki di dalam rumah, sekitar pukul 07.45 Wita, Sabtu (4/2).
Belakangan diketahui sosok mayat kaku yang mendiami lokasi Kompleks 10 SMP Negeri 1 Amuntai itu, bernama Syarkani (50), profesinya merupakan tenaga pendidik di lingkungan Dinas pendidikan Kabupaten HSU.
Informasi itu dibenarkan Kapolres HSU, AKBP Moch Isharyadi F melalui Kapolsek Amuntai Tengah, Ipda Doni Herawan.
“Ada saksi yakni KR. Ketika KR lewat di depan rumah Syarkani, ia merasa curiga karena lampu teras rumah korban masih menyala dan Syarkani ini belum ada keluar rumah seperti biasanya,” ujar Ipda Doni pada Radar Banjarmasin.

Sebab penasaran, lanjut Ipda Doni, KR memanggil korban dari luar rumah, tetapi tidak ada respons dari korban. Sehingga saksi semakin curiga. Dan kemudian memanggil saksi kedua berinisial AU untuk menemani KR mengecek Syarkani ke dalam rumah.
“Nah saat pintu dibuka, kedua saksi kaget mendapati Syarkani terbujur kaku di atas kasur tempat tidur dalam keadaan telentang,” ujar kapolsek.
Meski sebelumnya para saksi mencoba untuk membangunkan korban, tetapi korban tidak ada respons sampai akhirnya Syarkarni didapati ternyata sudah tidak bernafas lagi.
Saksi kemudian melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian setempat, dan meminta bantuan masyarakat sekitar yang kemudian berdatangan ke rumah Syarkani.
Mayat kemudian dievakuasi petugas dan relawan HSU ke RSUD Pambalah Batung Amuntai dan dari Kepolisian yang mendatangi TKP lalu melakukan olah TKP.
“Hasil keterangan sementara oleh pihak dokter di RSUD Amuntai, tidak ditemukan luka akibat benda tajam, maupun benda tumpul, akibat tindakan kekerasan. Meski keterangan pihak keluarga semasa hidup ada riwayat sesak nafas dan sempat menghubungi keluarga,” jawab kapolsek.
Diketahui ternyata Syarkarni memang belum berkeluarga, sehingga tinggal di rumah hanya seorang diri. Terkait kejadian ini, secara langsung pihak keluarga menerima dengan ikhlas dan menolak untuk otopsi. (mar/why)