BANJARMASIN – Keluarga Fitrian Indra Kusuma dirundung duka. Putri pertamanya berusia 7 tahun bernama Nurin Talita Mufida tenggelam di sungai, Rabu (1/3) sore. Lokasi jasadnya ditemukan di Sungai Belitung, persis di depan Pasar Kalindo.
Talita tidak sendirian tenggelam di sungai. Satu korban lagi Putri berusia 8 tahun. Putri adalah teman akrab sepermainan Talita. Meski beda usia, mereka satu sekolah. Putri kelas 2, sedangkan Talita baru kelas 1 SD.
Kabar hilangnya kedua bocah ini mulai muncul menjelang petang. Kedua orang tua korban sama-sama mencari keberadaan anaknya. Bahkan mengira sempat ada yang menculik. “Sore, dia (Talita, red) meninggalkan rumah izin bermain. Dia juga sempat minta uang buat jajan. Sekitar pukul 15.00, Putri datang menjemput untuk mengajak main. Saya mengira mereka bermain di rumah Putri atau sekitar gang. Tak tahunya sampai ke jalan raya, keluar gang,” ungkap Fitrian lirih, Kamis (2/3).
Menjelang sore Fitrian cemas. Terlebih setelah melihat langit menghitam hendak hujan. Kebetulan saat itu lagi sibuk mengurus adik-adik Talita. Soalnya dalam sepekan ini, istrinya berangkat ke Jakarta untuk mendaftar menjadi TKI. “Setelah kelar mengurus adik-adiknya, saya berniat turun mencari. Ternyata hujan deras. Begitu reda, saya mencoba mencari, tapi tak ketemu,” ujarnya.

Hingga menjelang malam, berbagai upaya dilakukan. Namun tak membuahkan hasil. Ada petunjuk setelah menjelang larut malam, ada warga yang melihat bahwa Talita dan Putri ketika hujan itu setelah masuk ke dalam gang kembali keluar menyeberang jalan menuju arah sungai. “Dari situ ditelusuri. Alhamdulillah ditemukan jasad mereka berdua di dalam air,” ucapnya.
Jasad kedua bocah perempuan ini ditemukan Kamis (2/3) dini hari sekitar pukul 01.30 Wita di dasar sungai. Pertama didapat jasad Putri. Berikutnya baru tubuh Talita yang sudah dalam kondisi kaku. Relawan emergency gabungan menemukannya setelah melakukan penyisiran dan penyelaman.
Sebelum mendapatkan jasadnya, Fitrian bahkan sempat juga menyebarkan kabar orang hilang melalui sosial media dengan melampirkan foto Talita yang lucu. “Tidak mengira saya kalau dia tenggelam,” katanya.
Fitrian mengaku mendapat firasat kala mencuci piring sore itu. Gelas-gelas yang dicuci selalu lepas. Tapi, tak pecah. Itu berulang-ulang terjadi. Padahal tak terlalu licin. “Dalam beberapa hari ini, dia juga menanyakan soal surga. Pertanyaan selalu diulang-ulang. Kata dia, ayah kalau di surga itu pasti enak ya. Apa saja bisa didapatkan ya,” ucap Fitrian menirukan pertanyaan Talita.
Anaknya itu dimakamkan di alkah keluarga di Liang Anggang, sore hari. Menunggu nenek dan ibunya yang masih di luar daerah. “Kalau istri saya sudah dalam perjalanan. Ibu saya ini cuma dapat tiket keberangkatan siang, tapi transit dari Semarang ke Surabaya, lalu ke Bali, baru ke Banjarmasin. Kemungkinan sore datang. Ibu saya meminta agar tak cepat dimakamkan, karena untuk melihat terakhir kalinya. Talita termasuk cucu kesayangan, karena cucu perempuan pertama,” beber Fitrian.
Lokasi rumah kedua korban ini tak jauh, masih satu gang. Tetapi jasad Putri dibawa ke rumah kakek dan neneknya di kawasan Basirih.
Kasat Polairud Polresta Banjarmasin, AKP Christugus Lirens mengatakan dari pemeriksaan tak ada tanda-tanda kekerasan. Keluarga korban memilih langsung membawa ke rumah duka.
Christugus tak henti-hentinya mengingatkan para orang tua agar selalu disiplin memperhatikan anak-anaknya ketika bermain di luar. Pastikan jika bermain ke mana arahnya. Apalagi kondisi sungai cukup tinggi pasang airnya. “Jangan lengah dan abai dengan keberadaan mereka di luar. Awasi mereka ketika bermain di luar dan dengan siapa, untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan,” pesan Christugus.(lan/az/dye)