BANJARBARU – Provinsi Kalimantan Selatan baru saja menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Hal tersebut dilakukan seiring maraknya terjadi kebakaran lahan di sejumlah kabupaten/kota.
Di Kota Banjarbaru sendiri, bahkan setiap hari petugas relawan pemadam kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru harus berjibaku memadamkan api yang membakar lahan.
Tercatat Hingga Mei 2023, sudah terdata 18 titik terjadi Karhutla di Banjarbaru. Terakhir, Karhutla terjadi di Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka. Tepatnya lahan kosong di belakang gedung SMP Negeri 3 Banjarbaru.

Namun berdasarkan data BPBD Banjarbaru, wilayah yang paling sering terjadi Karhutla adalah di Kecamatan Landasan Ulin. Total ada 10 kali kebakaran lahan yang terjadi di wilayah ini.
Tujuh diantaranya terjadi di Kelurahan Guntung Manggis, Kelurahan Syamsudin Noor, Landasan Ulin Timur, dan Landasan Ulin Utara.Selain di Landasan Ulin, Karhutla juga terjadi di Kecamatan Cempaka, tersebar di Kelurahan Sungai Tiung dan Palam.
Jika ditotal luas lahan yang terbakar di Banjarbaru sudah ada lebih kurang seluas 23,5 Hektare.
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kedaruratan dan Logistik, BPBD Banjarbaru, Hari Wibowo mengatakan, rata-rata lahan yang terbakar di Banjarbaru terdiri dari vegetasi tanah gambut sulit dijangkau.
Akibatnya membuat unit tangki pembawa air tidak bisa mendekati titik api, karena bila dipaksa maka akan amblas. “Sehingga kami memerlukan 12 sampai 15 sambungan selang, agar bisa air menyentuh titik api dari tepi jalan,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bagian Pusdalops BPBD Kota Banjarbaru, Fico. Menurutnya Kota Banjarbaru saat ini sangat memerlukan bantuan alat pemadam kebakaran berupa Helikopter Water Bombing.
“Tapi untuk saat ini belum ada kabar apakah heli ini bisa dipakai untuk memadamkan karhutla di tempat kita atau tidak. Karena belum ada kabar A1 dari pihak provinsi. Nanti saya infokan kembali jika sudah ada kepastian,” katanya.