28.1 C
Banjarmasin
Tuesday, 21 March 2023

Banjarmasin Waspada Flu Burung, Peternak Memilih Tidak Menjual Unggas ke Luar

Pemerintah Pusat telah menginstruksikan seluruh daerah untuk mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (H5N1) varian baru, yakni Claude 2.3.4.4b. Meski risiko infeksi pada manusia masih rendah, kewaspadaan penting mengingat mutasi virus yang cepat dan konsisten pada mamalia.

Instruksi itu tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b yang ditetapkan pada 24 Februari 2023 lalu.

“Saat ini memang belum ada laporan penularan ke manusia. Tapi, kita tetap harus waspada,” ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Sabtu (25/2) lalu.

Informasi tersebut membuat salah peternak unggas di Kota Banjarmasin menjadi waswas. Salah satunya Haji Johansyah. Peternak itik di Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur ini memilih untuk tidak menjual itiknya keluar setelah mengetahui ada kasus flu burung di Kabupaten Tanah Bumbu.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

“Kalau sudah masuk Kalsel seperti ini, mending dipakai sendiri untuk keperluan rumah makan saya,” ucap Johan saat ditemui di peternakannya, Rabu (1/3) siang.

Menurutnya, semua itik miliknya dijamin kebersihan dan kesehatannya. Namun, ia tetap khawatir jika itik dijual ke orang lain malah dituduh membawa penyakit bagi orang lain.

“Kami tidak mau mengambil risiko. Awalnya ternak kami ini memang hanya untuk konsumsi pribadi. Jadi lebih baik stop dulu beternak sampai penyakit itu hilang,” katanya.

Supaya ternaknya tidak tertular flu burung varian baru ini, Johan rutin membersihkan kandang dan memberi vitamin. “Kandang harus dibersihkan dua kali sehari. Vitamin juga sama. Pakannya pun tidak sembarangan, harus yang bergizi, supaya itik kita sehat untuk dijadikan masakan di rumah makan,” tegasnya.

Apakah flu burung sudah masuk Banjarmasin? Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Makhmud menjelaskan belum ada temuan.

Baca Juga :  Sempat Khawatir, HST Masih Aman dari Flu Burung

“Beberapa hari yang lalu, kami melakukan pemeriksaan secara acak pada 40 ekor unggas milik peternak dan penghobi. Alhamdulillah semuanya negatif, dan tidak ditemukan adanya indikasi terpapar virus flu burung,” ungkapnya saat ditemui di kantornya, Rabu siang.

Sebagai langkah antisipasi, pihaknya tetap melakukan edukasi serta penyuluhan kepada peternak dan penghobi unggas di Kota Banjarmasin.

“Kami minta peternak dan penghobi unggas untuk menjaga kebersihan kandang. Jangan sampai kotorannya menumpuk. Faktor utama yang membuat unggas terkena virus flu burung karena kurangnya kehigienisan kandang,” jelasnya.

Puskesmas dan Rumah Sakit Diminta Waspada

Munculnya varian baru virus flu burung ditanggapi serius Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadan sudah memerintahkan petugas kesehatan di setiap puskesmas dan rumah sakit di Kota Banjarmasin untuk bersiap dalam menghadapi flu burung mengancam menular ke manusia.

“Semua fasyankes kami minta waspada,” tegasnya, Rabu (1/3) siang. “Dua minggu yang lalu sudah kami instruksikan kepada seluruh kepala fasyankes agar siap dalam menghadapi wabah flu burung ini,” katanya.

Supaya tidak terjadi penularan flu burung ke manusia, Ramadan berharap agar para peternak dan penghobi unggas bisa melakukan mitigasi sedini mungkin. Ia mengimbau agar masyarakat selalu menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Jika membersihkan kandang ayam atau burung, selalu menggunakan masker, sarung tangan, dan baju khusus.

“Mandi sebelum kembali ke rumahnya. Kebiasaan mencuci tangan, dan pakai masker juga penting. Ini yang saya sampaikan bahwa perilaku hidup bersih sehat di segala aspek jangan ditinggalkan,” tekannya.

Gejala apa pada manusia jika terinfeksi flu burung? Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinkes Kota Banjarmasin, Bandiah mengatakan bahwa orang terjangkit flu burung gejalanya hampir sama dengan Covid-19. “Seperti batuk, flu, dan demam dengan suhu tinggi,” ucapnya.

Baca Juga :  Flu Burung: Lokasi Unggas Positif Tak Terlacak

Jika bercermin pada kasus flu burung di tahun 2015 lalu, gejalanya lebih berat kalau dibandingkan Covid-19. “Satu sampai dua hari sesudah virus itu masuk ke tubuh manusia maka orang itu akan langsung demam disertai flu ekstrem,” paparnya.

“Mata orang yang terjangkit itu juga merah. Kalau daya tahan tubuh lemah pasti akan langsung drop, dan harus mendapatkan penanganan medis di rumah sakit,” tambahnya.

Penanganannya sama dengan Covid-19. Harus menjalani isolasi dan rutin minum vitamin dan makanan bergizi. Sampai saat ini, juga masih belum ada obat atau vaksin khusus untuk menyembuhkan virus flu burung di manusia.

“Pada intinya tergantung dari pola hidup kita. Kalau daya tahan tubuh bagus maka virus itu tidak masuk,” tukasnya.

Ia membeberkan, pada tahun 2015 lalu, ada sekitar 10 orang tertular virus flu burung. Semuanya sembuh setelah diberikan perawatan oleh rumah sakit.

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai kasus flu burung di Indonesia berpotensi sama dengan kasus flu burung di Kamboja yang kini mulai menular ke manusia. Hal itu lantaran Indonesia merupakan kawasan endemik penyakit jenis influenza zoonosis yang menyerang unggas dan bisa menginfeksi manusia.

Kasus flu burung sebenarnya juga sudah sejak lama ada di Tanah Air. Bahkan, Indonesia sempat menjadi episenter dari virus influenza tipe A H5N1.

Kendati begitu, Dicky belum melihat adanya tanda flu burung menjadi pandemi seperti Covid-19. Meski tak memungkiri, potensinya selalu ada walau kecil. Potensi itu mengintai setiap saat, dan makin besar mengingat adanya perubahan karakter virus influenza tipe A ini. Dulu, virus hanya bisa menyerang unggas seperti ayam dan burung. Sedangkan kini, virus ini bisa menyebar ke mamalia dan manusia.(zkr/az/dye)

200 Sampel dari HSU Diuji Flu Burung, 7 yang Positif

Antisipasi penyebaran virus flu burung semakin luas di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dinas Pertanian setempat melalui Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet gencar sosialisasi pencegahan virus flu burung H5N1.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru