BARABAI – Muhammad Yusuf Abdillah, 6 tahun, dilindas truk angkutan semen. Kisah ini kian menyedihkan, karena pelajar SD itu tewas tepat di depan ibunya sendiri.
Insiden terjadi kemarin (31/10) pagi di Desa Pemangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Truk jenis fuso warna hitam dengan nomor pelat B 9767 II itu dikemudikan Mohammad Hermawan.
“Truk ini datang dari arah Amuntai menuju Barabai,” kata Kasi Humas Polres HST AKP Soebagiyo. “Sementara korban dibonceng ibunya dengan naik sepeda,” sambungnya.
Melihat truk besar di belakang, Muliani hendak berhenti, menepi ke pinggir jalan. Tapi ia justru kehilangan keseimbangan.
Muliani jatuh ke sebelah kiri. Sedangkan anaknya jatuh ke sebelah kanan, mengarah ke roda truk.
“Korban meninggal di TKP. Jasadnya sempat dibawa ke Rumah Sakit Damanhuri,” tambah Soebagiyo.
Seorang saksi, Muhsinah mengatakan, korban mengalami luka parah di bagian kepala akibat terlindas ban truk. “Jasad korban langsung disemayamkan jam 2 siang,” ujarnya.
Kasus ini ditangani Sat Lantas Polres HST. Sekarang si sopir sudah ditahan di mapolres.
Terpisah, Kepala Desa Pemangkih, Budi Santoso mengatakan, keluarga korban dan pemilik truk akan bertemu hari ini (1/11).
Bertempat di kantor pembakal, membahas tindak lanjut setelah kecelakaan maut tersebut. “Sebab ada anggota keluarga yang ngotot ingin diproses hukum. Keputusannya besok setelah pertemuan,” ujar Budi.
Seingat Budi, ini kecelakaan maut pertama di desanya. Dia pun bingung mengapa ada angkutan semen melintas pagi-pagi.
“Harusnya hanya boleh melintas malam hari saja. Di Pemangkih banyak siswa dan santri. Jadi kalau pagi kondisi jalannya memang ramai,” ujarnya.
Agar tak terulang, kades meminta kepolisian untuk membatasi jam operasional truk di sepanjang Jalan Hambawang-Amuntai. (mal/gr/fud)