Jumlah klien yang dirawat memang tidak banyak. Menurut anggota Fraksi PAN Kota Banjarmasin ini, masih banyak orang tua yang malu untuk mengobati anaknya sebagai korban narkoba.
“Mereka yang dirawat itu ada lantaran pergaulan, broken home, dan sebagainya,” ucapnya.
Menurut Bunda Mira, pihaknya tak bosan melakukan sosialisasi ke masyarakat. Jika ada anak-anaknya yang terkena narkoba bisa segera direhabilitasi. Jangan dibiarkan atau didiamkan. Semakin cepat direhab, akan semakin cepat untuk disembuhkan.

Bunda Mira tidak menjelaskan bagaimana metode pengobatan yang dilakukan. Di panti rehabnya, ada beberapa konselor baik di bidang kesehatan dan keagamaan. Konselor inilah yang membantu mengobati anak-anak tersebut hingga sembuh.
Setelah sembuh, mereka akan dikembalikan ke orang tuanya masing-masing. Tapi ada juga yang tetap ikut di yayasan untuk membantu. “Konselor ada guru agama 1 orang, dan tenaga kesehatan 2 orang,” ucapnya.
Lalu dari mana dana untuk membiayai panti tersebut? Bunda Mira menjelaskan pihaknya tidak hanya mendapat bantuan dari Kementerian Sosial sejak tahun 2015 hingga 2019, berupa makanan klien rawat inap sebesar Rp25.000 per orang untuk tiga kali makan per hari selama 3 bulan.
“Kami juga ada pembiayaan mandiri, dari usaha ternak ayam potong di Banjarbaru, toko kelontongan, dan jualan air isi ulang,” ujarnya.
Sukses di bidang sosial, kenapa Bunda Mira justru berbelok ke dunia politik? Menurutnya, tujuannya masih sama untuk membantu masyarakat. Melalui jalur politik ini bisa lebih cepat memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Saya pernah di Komisi IV, dan sekarang di Komisi II. Nyambung, mulai kesehatan dan pendidikan serta bidang ekonomi membantu ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Lalu kenapa memilih gabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN)? Bunda Mira bilang karena kader PAN sudah diamanatkan berjuang untuk masyarakat. Niatnya terjun ke politik juga mendapat dukungan besar dari suami dan anak.
“Ketua PAN Kalsel, Haji Muhidin perintahkan saya maju lagi 2024. Saya siap,” cetus Bunda Mira.(az/dye)