Niat ingin menjadi sutradara, Afrizaldi malah berlabuh ke dunia politik. Berikut perbincangan dengan anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Oleh: ENDANG SYARIFUDDIN, Banjarmasin
Ditemui Jumat (24/3) pagi, suami Bunda Nacita ini terlihat sedang tak enak badan. Suaranya berubah, karena sedang pilek. Orangnya ternyata konsisten. Berhubung sudah janji bertemu, ia tetap datang ke DPRD Banjarmasin. “Lagi nggak enak badan, mungkin penyesuaian puasa,” tuturnya saat ngobrol di ruang rapat.

Afrizal bercerita kalau semula tidak pernah terbesit untuk menjadi politisi. Justru awalnya, bercita-cita ingin membuat film. Demi mewujudkan impiannya itu, ia menempuh pendidikan di Jogjaview Film Academy pada tahun 2005. “Awalnya malah ingin jadi sutradara,” kenangnya.
Keinginannya membangun karir di industri perfilman tidak setengah-setengah. Dibuktikan film pendek hasil karyanya berjudul Dikerjai Preman yang dibuat di Yogyakarta sempat mewakili salah satu dari empat film Indonesia dalam Slingshot Film Festival 2006 Singapura. Kemudian di Gayeng Award Jogja Asean Film Festival tahun 2007.
Usai menempuh pendidikan selama tiga tahun, Afrizal memutuskan pulang kampung ke Banjarmasin. Kondisi industri film di Banjarmasin belum gegap gempita. Supaya ilmu yang didapat tidak hilang, ia melamar di salah satu televisi swasta di Banjarmasin. “Diterima sebagai editor video di Duta TV,” ujarnya.
“Saya juga membangun PH yang diberi nama ayaSinema production. Sampai saat ini masih berjalan,” sambungnya.
Lantas bagaimana ceritanya bisa sampai terjun ke politik? Ayah dua anak ini mengatakan berawal saat membentuk komunitas Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan di dekat rumahnya di Kampung Permata RT 12, Kelurahan Kelayan Selatan, Banjarmasin Selatan.
Padahal lingkungan tempat tinggalnya dikenal kawasan “Texas”. Kehidupan remaja di kawasan itu sebagian besar sangat keras. Tak sedikit yang tersangkut persoalan hukum. Itu yang ingin diubah Afrizal dengan mengajak mereka bergabung di komunitas.
“Alhamdulillah sekarang sudah banyak perubahan. Pemikiran mereka sudah semakin bagus. Tidak seperti dulu lagi. Anak-anaknya sudah ada yang sekolah sampai ke perguruan tinggi,” ucapnya.
Aksi peduli lingkungan yang dilakukannya bersama para remaja itu berhasil meraih sejumlah penghargaan tingkat Kota Banjarmasin. Di antaranya Juara 3 Lomba Kebersihan Kota Banjarmasin tahun 2013. Juara 2 Lomba Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin tahun 2015, dan Juara 1 Lomba Kebersihan dan Kampung Hijau DLH Kota Banjarmasin tahun 2016.
Saking seringnya komunitas yang dibentuknya memenangi lomba, Wali Kota Banjarmasin yang saat itu dijabat Haji Muhidin (sekarang Wakil Gubernur Kalsel), kemudian mengajak Afrizal untuk gabung di Partai Amanat Nasional (PAN) Kalsel yang dipimpinnya.
“Komunitas mendukung. Jauh sebelumnya, kawan-kawan pernah menyuruh mencalon sebagai anggota dewan. Tapi tidak ada perahu. Makanya ini kesempatan. Akhirnya tawaran itu saya terima,” ucapnya.
Selama dua tahun bergabung di PAN hingga akhirnya tahun 2019, Afrizal memutuskan ikut kontestasi Pileg. Dewi fortuna berpihak kepadanya. Ia berhasil mengantongi suara terbanyak di wilayah Banjarmasin Selatan. “Suara yang saya dapatkan saat itu 5 ribu lebih,” kenangnya.
Setelah menjadi wakil rakyat, Afrizal punya misi membangun Banjarmasin Selatan. Menurutnya, kawasan ini sangat sedikit mendapatkan alokasi anggaran pembangunan. “Sedikit demi sedikit mulai ada perkembangan. Cukup banyak pembangunan yang sudah terealisasi di Banjarmasin Selatan. Berharap ke depan pembangunan akan semakin bagus,” cetus Afrizal.(az/dye)