26.1 C
Banjarmasin
Thursday, 23 March 2023

Pushbike Muncul di Banjarbaru: Latih Motorik Anak, Umur Dua Tahun Sudah Ikut

Kota Banjarbaru selalu berkembang dari waktu ke waktu. Tak hanya sekadar pembangunannya, namun kultur dan kegiatan masyarakatnya juga tumbuh. Salah satunya adalah munculnya olahraga pushbike.

Oleh: MUHAMMAD RIFANI, Banjarbaru

Nama bekennya adalah pushbike. Jika disederhanakan: sepeda dorong. Simpelnya, olahraga ini menggunakan sepeda tanpa pedal. Ya, tanpa pedal dan hanya didorong dengan kaki.

Pemain pushbike rata-rata adalah anak-anak. Bahkan dari bawah lima tahun (balita). Di kelas Internasional pun juga terdapat beberapa kategori usia. Bahkan ada kejuaraan resminya.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

Di Banjarbaru, pushbike mulai ramai. Sejauh ini, area parkir depan Museum Lambung Mangkurat menjadi tempat untuk berlatih. Jadwalnya, setiap Jumat sekira pukul 16.00 Wita.

Kemarin, puluhan anak, baik laki-laki atau perempuan bermain sepeda tanpa pedal ini. Mereka ikut latihan bareng yang diinisiasi oleh Barbados, Komunitas pushbike pertama di Banjarbaru.

Didampingi orang tua atau keluarga. Beberapa anak dari rentang usia 2 sampai 5 tahun beraksi mengendalikan sepedanya. Ada yang masih kaku, tapi banyak juga yang lihai bahkan gesit.

Shasa, salah satu perwakilan Barbados Pushbike Banjarbaru menyebut jika olahraga pushbike mulai muncul di pertengahan 2022 lalu. Tepat setelah pandemi mulai jinak.

“Kalau di Banjarbaru kita mulai dari Desember 2022. Ya sudah jalan kurang lebih tiga bulan. Begitupun juga komunitasnya Barbados yang akronim dari Banjarbaru Dorong Sepeda terbentuk,” katanya.

Konsep latihan kata Shasa terbuka untuk siapa saja. Tak hanya bagi member Barbados. Namun anak-anak di Banjarbaru yang punya sepeda tanpa pedal bisa gabung.

Baca Juga :  Faji Banjarmasin Waspadai Tuan Rumah

“Kalau member kita ada sekitar 30-an. Tapi latihan ini juga banyak diikuti oleh yang baru, ada yang awalnya nonton saja lalu pekan depan ikut latihan. Ya kita welcome sama siapa saja,” katanya.

Aksi para balita mendorong sepeda memang seru. Bahkan tak sedikit yang singgah untuk menonton. Apalagi dalam sesi fun race, anak-anak harus melewati beberapa rintangan jalan meliuk-liuk.

Karena menggunakan aspal sebagai sirkuit. Peserta Pushbike dianjurkan mengenakan pengaman. Utamanya helm, sepatu, pelindung siku dan lutut hingga beberapa perlengkapan pengaman lainnya.

Soal teknis, jenis sepeda diharuskan yang tanpa pedal dengan dua roda. Ukuran roda juga diseragamkan, yakni menggunakan diameter 12 sentimeter. Sementara yang sisanya menyesuaikan.

Menurut Shasa, anak-anak balita lebih cenderung berisiko jatuh atau tabrakan. “Kita selalu anjurkan untuk memakai pengaman lengkap, itu prosedur standar juga.”

Karena pesertanya mayoritas balita. Pihak komunitas kata Shasa berupaya memfasilitasi pemanasan sebelum balapan oleh instruktur. Selain itu, untuk menjaga mood anak-anak, mereka kerap menggelar sejumlah permainan.

“Anak-anak ini kan moodnya ya yang paling jadi tantangan. Makanya kita kadang sisipkan Ice Breaking juga. Dan yang tak kalah penting adalah nilai-nilai yang ditanamkan ke mereka soal sportivitas,” katanya.

Lantas apa agenda mereka ke depan? Menurut Shasa, dari latihan bareng ini nanti ada potensi ikut kompetisi di luar Banjarbaru. Sebut saja bertandang ke Kota Banjarmasin yang juga punya komunitas serupa.

Baca Juga :  Kotabaru Miliki Flying Site Sendiri

“Kalau dari kita sih ada agenda mau bikin event setelah lebaran nanti. Kalau sementara ya latihan bareng dulu, siapapun bisa bergabung tinggal datang kesini pas jadwal rutin atau pantau informasi kita di instagram Barbados Pushbike Banjarbaru,” informasinya.

Adapun, olahraga pushbike ini kata Shasa banyak manfaatnya. Selain mengisi waktu anak-anak dengan kegiatan positif. Kepiawaian mengendalikan pushbike juga berdampak pada kemampuan motorik anak.

“Bagus untuk motorik anak, lalu keseimbangan mereka juga serta melatih konsentrasi. Ajang ini juga buat mereka mengenal dunia luar dan bersosialisasi dengan orang lain, dan yang penting juga mengenalkan mereka dengan olahraga secara dini,” pungkasnya.

Sementara itu, Farhan, salah seorang orang tua dari peserta latihan bareng Pushbike kemarin (24/2) mengaku jika buah hatinya baru ikut pertama kali. Mulanya dua pekan sebelumnya katanya hanya menonton.

“Anak saya usianya kurang lebih 3 tahun lah. Nah dua minggu (pekan) lalu nonton, kemudian anak tertarik mau coba. Sekarang ikut belajar, ya walau tadi belum mahir ya,” katanya.

Warga Karang Anyar 2 ini bercerita jika aktivitas pushbike seru. Walau di awal katanya sempat khawatir jika anaknya cedera saat bermain.

“Tapi setelah belajar dan juga dijelaskan mekanisme dan pengamannya seperti apa, ya ikut saja. Anak juga senang mainnya, malah kecanduan lah,” ungkapnya. (rvn/yn/bin)

Melukis On The Spot di Siring Laut Kotabaru: Perupa Senior Kumpul, Silaturahmi Lewat Kanvas

Kotabaru menyimpan potensi besar dalam hal pariwisata. Tinggal bagaimana menjualnya. Salah satunya, bisa lewat lukisan.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru