Meski begitu, ayahnya tidak pernah mengintervensi. Justru sebaliknya, ayahnya tetap menyarankan Syafrullah menjalankan semua perintah dari partai. Intinya harus bekerja secara profesional.
“Malah beliau bilang, apapun kegiatan abah, jangan pernah ikut. Kamu fokus di partai saja. Beliau itu orangnya demokratis,” ucapnya, mengingat ucapan ayahnya kala itu. “Ketika saya pertama kali mau ikut mencalon, juga minta restu dari abah,” sambungnya.
Sejak menjadi anggota dewan, aktivitas kerjanya tentu beda saat masih menjadi konsultan. Sering bepergian ke luar daerah. Hampir sebagian besar tersita dengan berbagai agenda kedewanan.

“Sesudah pulang dinas dari luar daerah, saya selalu menghabiskan waktu bersama anak dan istri. Walaupun hanya makan dan jalan-jalan, atau ke tempat keluarga,” ujarnya.(az/dye)