Banyak masukan yang didapat. Bukan hanya bagaimana cara berpolitik, tapi juga sampai soal menjadi calon legislatif. Bahkan salah seorang kader senior menyarankan untuk bergabung ke partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain berjuang untuk rakyat, Syafrullah mengaku kepincut Partai Demokrat karena melihat keakraban kader tersebut sangat bagus.
“Niat yang sama, keakraban dari seluruh kader, dan keakraban di partai yang membuat saya nyaman dan memilih Demokrat,” ujarnya.

Untuk bergabung di Demokrat tidak ujug-ujug. Melainkan melalui proses kaderisasi. Sama seperti kader lainnya. Satu tahun di parpol, Syafrullah mencalonkan diri menjadi anggota dewan pada tahun 2019 silam.
Meski tergolong baru, kiprah politiknya tak bisa dianggap remeh. Upaya kerasnya berbuah manis. Ia berhasil meraih banyak suara di daerah pemilihan (dapil) Banjarmasin Selatan.
“Alhamdulillah masyarakat memberikan kepercayaan kepada saya,” tutur pria yang kembali mencalonkan diri pada Pileg 2024 mendatang.
Resmi menjadi legislator, Syafrullah awalnya ditugaskan di Komisi IV yang menangani bidang pendidikan, dan kesehatan. Beberapa tahun kemudian, ditempatkan di Komisi III bidang infrastruktur.
Ada hal yang menarik dialaminya ketika baru setahun terjun ke politik. Ayahnya, Khairul Saleh mencalonkan diri pada kontestasi Pilwali Kota Banjarmasin tahun 2020 silam.
Namun, lewat jalur independen. Ayahnya berpasangan dengan Habib Ali Al Habsyi.
Ada tiga paslon lagi yang berlaga di kontestasi itu. Ananda–Mushaffa, Haris Makkie–Ilham, dan Ibnu Sina–Arifin. Padahal Ibnu Sina-Arifin diusung oleh Demokrat. Berhubung belum pernah mengalami benturan kepentingan seperti ini, Syafrullah mengaku sempat berkonsultasi di internal partai, bagaimana dirinya harus bersikap.