26.1 C
Banjarmasin
Thursday, 23 March 2023

Potret Ujian Siswa di Sekolah Luar Biasa: Coret Kertas Putih, Anak-anak Hebat

Siswa-siswa di Sekolah Luar Biasa memandangi kertas lembar putih. Anak-anak hebat ini mengambil alat tulis, menuliskan jawaban di atas lembaran ujian. Bukan hanya ujian tertulis, mereka pun harus mengikuti ujian keterampilan.

Oleh: ZULQARNAIN, Banjarbaru

Siswa SMPLB dan SMALB di Jalan Abadi III, Kelurahan Guntung Manggis, Banjarbaru, pagi kemarin, Selasa (14/3) sedang ujian akhir sekolah. Ujian sudah berjalan sejak pekan kemarin, ujian praktik. Sepekan ke depan, anak-anak hebat ini mengikuti ujian tertulis.

Di ruang kelas IX, ada tiga siswa mengisi lembar jawaban dengan dua guru sebagai pendamping. Kesemuaannya tuna grahita.

010-Ramadhan-favehotel-Banjarbaru-Event-Ads

Untuk memudahkan siswa, soal-soal sudah diberi gambar. Tentunya masih dituntun dengan arahan pembimbing, Mahmudah. Ia membantu siswa mengeluarkan alat tulis, sambil mengarahkan siswa, mulai mana lembaran itu harus dikerjakan.

“Ini soalnya sayang, jangan lihat ke sana,” kata Mahmudah sambil mengarahkan Akbar Patradwika Sagala yang sedang menunjuk wartawan koran ini.

Akbar adalah salah satu siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Banjarbaru di kelas itu. Ia penyandang tuna grahita ringan sedang. Akbar menulis angka-angka. Ujiannya matematika.

Baca Juga :  Sekolah Luar Biasa Balangan Gelar Perkemahan

Mahmudah yang tampak sibuk, penulis pun berpamit undur diri. Tak banyak pembicaraan dengan Mahmudah. Ia hanya mengatakan, tugasnya adalah pembimbing, membantu siswa dalam mengerjakan ujian.

Sebelumnya, Radar Banjarmasin sudah mendatangi Kepala Sekolah Elik Supriyati di ruangannya. “Ada 124 siswa dari semua jenjang. Dari taman kanak-kanak sampai SMALB,” kata Elik.

Elik katakan, secara umum, pembelajaran di SLB sama dengan sekolah reguler. Kurikulum pun masih sama. Bedanya, di SLB ada ujian keterampilan.

“Seperti anak SMK. Ada tata boga, tata kecantikan, dan tata busana. Jadi mereka memasak, menjahit, atau membuat kerajinan tangan seperti itu,” utarnya.

Namun, tentunya materi yang diberikan sesuai kebutuhan anak. Kebutuhan dan pola pembelajaran anak tuna rungu, tentu berbeda dengan anak tuna grahita. “Namun secara akademik masih mengikuti kurikulum yang sama,” ucap Elik.

Karena ada perbedaan ketunaan di SLB, kelas pun disesuaikan dengan pengelompokan per jenjang. Sambil menyesuaikan masing-masing ketunaan.

Misalkannya, anak-anak tuna grahita dikumpulkan dalam satu ruangan di jenjang kelas yang sama. “Jadi keterbatasan kita adalah kurangnya ruang kelas dan tenaga pengajar,” aku Elik.

Baca Juga :  Sekolah Luar Biasa Balangan Gelar Perkemahan

Elik mengatakan, keluhan ini memang sudah disampaikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel sebagai pemangku kewenangan SLB ini. “Mungkin karena menyesuaikan anggaran juga,” duganya.

Elik menyebut, meski mayoritas siswa dari Banjarbaru, namun ada pula siswa dari Martadah, Tanah Laut. Jumlahnya delapan orang. “Kondisinya semua tuna rungu.”

Dia bersama pengajar lain sempat heran, bukankah di Pelaihari ada SLB? “Ternyata kata orang tuanya lebih jauh. Belum lagi arus lalu lintas yang padat.”

Bersamaan dengan itu, ia juga ikut prihatin. Rupanya masih banyak siswa yang hendak bersekolah, namun terkendala jarak. “Jadi anak-anak itu tidak selalu hadir terus. Kadang karena orang tua tidak bisa mengantar, mereka jadi tidak bisa masuk,” katanya.

Karena itu, ia berharap sekolah mempunyai transportasi khusus. Dengan harapan soal ini bisa terselesaikan. Pun, jika tidak, pemerintah setempat baik pemko atau pemprov bisa ikut memfasilitasi. “Semoga pemerintah bisa menyediakan angkutan khusus,” harap Elik. (yn/bin)

Sekolah Luar Biasa Balangan Gelar Perkemahan

Mengakhiri masa pembelajaran Semester I tahun pelajaran 2022-2023, setelah pembagian raport, para siswa dan seluruh guru di Sekolah Liar Biasa Negeri (SLBN) Balangan mengikuti Kegiatan Perkemahan Pramuka Jumat Sabtu (Perjumsa).

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru