BANJARBARU – Pemprov Kalsel tahun ini mengucurkan anggaran Rp8 miliar untuk mendukung pengembangan Geopark Meratus.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kalsel, Ryan Tirta Nugraha mengatakan, uang miliaran itu nantinya digunakan untuk membangun sarana di sejumlah lokasi wisata yang masuk kawasan Pegunungan Meratus.
“Ini sesuai arahan Ketua Dewan UNESCO Global Geopark (UGGp), Guy Martini. Supaya Geopark Meratus bisa masuk UNESCO,” katanya kemarin (27/2).
Ia menyebut, sarana yang dibangun berupa papan nama untuk mengenalkan masyarakat terkait Geopark Meratus. “Juga beberapa fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan,” tambahnya.

Total ada 74 geosite atau situs di Pegunungan Meratus yang diusulkan ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Dari puluhan geosite itu, ada lima yang kini jadi prioritas. Yakni, Tahura Sultan Adam di Kabupaten Banjar, pendulangan intan di Banjarbaru, Tanjung Dewa di Tanah Laut, Batu Besar di Tanah Bumbu, dan Pantai Sekoyang di Kotabaru.
“Apabila lima geosite ini sudah mendapatkan pengakuan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG), geosite yang lain juga akan dibangun secara bertahap,” tambah Kepala Dinas Pariwisata Kalsel, Muhammad Syarifuddin.
Ia mengungkap, kelima geosite yang menjadi prioritas itu akan menikmati pembangunan infrastruktur. “Tim juga sudah memulai pelatihan kepariwisataan untuk masyarakat di sekitar ekosistem Geopark Meratus,” ungkapnya.
Lima geosite itu menurutnya sangat layak untuk mendapat pengakuan UGG, karena memiliki warisan bumi yang unik dan tidak ada di daerah lain.
“Menurut Bappenas, geosite itu sangat layak mendapatkan pengakuan. Karena sejarah geologinya, keunikannya, dan umur batunya lebih tua daripada yang lain,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Pengembangan Geopark Meratus, Nurul Fajar Desira menilai, secara materi Geopark Meratus memang sudah layak menjadi UGG. “Salah satu modalnya, Meratus merupakan cerita tentang hamparan ofiolit tertua di Indonesia yang terbentuk 150 juta hingga 200 juta tahun,” bebernya.
Di samping itu, ia menyatakan, di Geopark Meratus juga terdapat jenis batuan langka di dunia. Namanya, Plagiogranite.
“Jenis batuan ini hanya ada tiga di dunia. Di Yunani, Prancis dan di Indonesia,” ungkapnya.
Dikatakan Fajar, Plagiogranite di Geopark Meratus terdapat di Geosite Gunung Batu Besar di Kabupaten Tanah Bumbu.
Ia menyebut, beberapa langkah strategis telah dilakukan untuk mendukung tercapainya Geopark Meratus sebagai UGG. “Termasuk menyiapkan pemandu wisatanya,” sebutnya.
Sebab salah satu penilaian UNESCO adalah kesiapan pemandu wisata di setiap geosite. “Mereka harus bisa menjelaskan tentang geopark,” ujar Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Kalsel ini. (ris/gr/fud)