26.1 C
Banjarmasin
Senin, 25 September 2023

Polemik Lokasi Pasar Wadai Ramadan di Siring Menara Pandang: Pedagang di Paguyuban Jadi Terbagi

Paguyuban Pasar Wadai Ramadan Banjarmasin binaan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin berbeda sikap. Ada yang memilih berdagang di Siring Nol Kilometer, banyak pula di Siring Menara Pandang.

****

Berdasarkan informasi dihimpun Radar Banjarmasin, persoalan utama yang menjadi pemicu, lantaran ketidaksetujuan sejumlah anggota paguyuban dengan lokasi Pasar Wadai Ramadan tahun ini. Pemko menginginkan lokasinya di kawasan Siring Menara Pandang.

03-Wedding-Package-favehotel-Banjarbaru-2023

Bahkan, oleh penyelenggara, stannya sudah dibangun sejak Kamis (16/3) lalu.

Jumlah stan yang dibangun semula sebanyak 160 stan. Rinciannya, 145 stan untuk anggota paguyuban, dan 15 stan untuk UMKM yang dibina oleh SKPD terkait di Pemko Banjarmasin.

Namun belakangan, lantaran keterbatasan tempat, pihak penyelenggara hanya mampu menyediakan 152 stan saja. Kalaupun ada pembangunan stan lain di kawasan Siring Menara Pandang itu, lokasinya terpisah dari stan utama.

Peruntukannya juga bukan untuk pedagang. Melainkan untuk sponsor. Jumlah stan yang disediakan ada 10 buah.

Apakah seluruh stan yang disediakan itu gratis? Jawabannya, tidak. Yang digratiskan hanya stan untuk UMKM binaan SKPD terkait. Yang jumlah stannya ada 15. Sedangkan sisanya berbayar.

Salah seorang perwakilan event organizer sebagai penyelenggara Pasar Wadai Ramadan, Irfan mengungkapkan untuk satu stan anggota Paguyuban Pasar Wadai Ramadan

Banjarmasin dipatok Rp1,3 juta. Sedangkan pedagang di luar paguyuban masing-masing dipatok Rp2,5 juta. Bagi satu stan sponsor dipatok Rp12,5 juta. “Dari 10 stan sponsor, sudah ada 8 stan yang bakal diisi. Jadi sisa dua stan lagi,” ucapnya di kawasan Siring Pierre Tendean, kemarin (21/3) siang. “Stan yang diisi anggota paguyuban hingga saat ini tercatat ada 102 yang bakal mengisinya,” terangnya.

Anggota paguyuban Pasar Wadai Ramadan Banjarmasin, M Rafi terlihat sedang mempersiapkan stan dagangannya di kawasan Siring Menara Pandang, kemarin siang. Rafi membenarkan bahwa Paguyuban Pasar Wadai Ramadan Banjarmasin berbeda sikap terkait lokasi. Menurutnya, sebagian anggota paguyuban yang tak setuju dengan lokasi Siring Menara Pandang memilih mengajukan usulan ke Pemprov Kalsel. Usulan itu diamini.

Ditandai dengan dibangunnya stan Pasar Wadai Ramadan di Siring Nol Kilometer. Bahkan diketahui stan di sana disediakan secara gratis untuk para pedagang.

Baca Juga :  Pengunjung Pasar Wadai Resah, karena Pengamen, Pengemis hingga Relawan BPK

Menurut Rafi, bukan berarti seluruh anggota paguyuban tergoda berdagang di kawasan tersebut. Mayoritas anggota paguyuban masih memilih lokasi yang disarankan Pemko Banjarmasin. “Sementara ini yang tercatat dan mendaftar berdagang di sini (Siring Menara Pandang, red), tercatat ada 102 orang,” ucapnya lelaki yang akrab disapa Rafi Sujing ini.

“Total jumlah keseluruhan anggota Paguyuban Pasar Wadai Ramadan Banjarmasin sebanyak 145 orang,” bandingnya.

Lantas, apa yang membuat sebagian anggota paguyuban tak sepakat dengan lokasi di Siring Menara Pandang? Mereka menilai lokasi ini kurang menjual. Pertama, lantaran akses parkir kendaraan yang sulit. Kedua, karena jalanan yang sempit. Ditambah lagi, kawasan Siring Menara Pandang hanya bisa dilalui satu arah.

Lalu, bagaimana sikap mayoritas anggota Paguyuban Pasar Wadai Ramadan Banjarmasin? Rafi menilai bahwa pihaknya masih konsisten berdagang di kawasan Siring Menara Pandang. “Tidak akan tahu kalau belum dicoba. Saya akui, ini pertama kali Pasar Wadai Ramadan digelar di sini,” ucap bendahara paguyuban itu.

Berhubung Paguyuban Pasar Wadai Ramadan Banjarmasin sudah berpuluh-puluh tahun terbentuk dan menjadi binaan disbudporapar, Rafi berpendapat pihaknya sudah selayaknya mengikuti keputusan yang ada.

Lalu, bagaimana dengan nasib para anggota paguyuban yang memilih berdagang di Siring Nol Kilometer? Rafi menyatakan pihaknya tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi sampai melarang anggota paguyuban. “Kami berikan kebebasan. Senyaman anggota paguyuban saja,” ungkapnya.

Rafi memprediksi sangatlah besar potensi lokasi Pasar Wadai Ramadan di Siring Menara Pandang akan didatangi banyak pengunjung. “Kawasan Siring Menara Pandang ini merupakan pusat kunjungan masyarakat. Soal kenyamanan dan lain-lain, saya pribadi lebih tertarik di sini,” tutupnya.

Tepis Isu Dapat Dana dari Disbudporapar

Anggota sekaligus Bendahara Paguyuban Pasar Wadai Ramadan Banjarmasin, M Rafi menekankan bahwa Pasar Wadai Ramadan yang berlokasi di Siring Menara Pandang adalah gelaran Pemko Banjarmasin. Ini sudah masuk dalam kalender event di Disbudporapar Banjarmasin.

Dinas tersebut juga menggelontorkan anggaran untuk kegiatan yang dihelat selama bulan Ramadan itu. “Anggaran itu diserahkan ke event organizer atau pihak penyelenggara,” ucapnya, kemarin (21/3).

Baca Juga :  Jadi Lokasi Ngabuburit, Menara Pandang Cocok Jadi Lokasi Pasar Wadai

Kendati demikian, pihaknya di paguyuban tak pernah mengetahui berapa nominal anggaran yang digelontorkan setiap kali digelar. Justru sebaliknya, setiap kali digelar para pedagang selalu dikenai biaya. “Kami dipatok Rp1,3 juta untuk dapat memiliki stan,” jelasnya.

Kepala Bidang Pariwisata di Disbudporapar Banjarmasin, Fitriah tak menampik bahwa pihaknya menggelontorkan anggaran untuk menggelar kegiatan tahunan tersebut. Namun, bukan untuk kegiatan menyeluruh. Selain itu, juga tidak diserahkan ke pihak penyelenggara.

Menurut Fitriah, pihaknya menggunakan anggaran tersebut hanya untuk biaya seremonial pembukaan. Lalu, biaya pembuatan panggung hiburan. “Anggaran sekitar Rp100 juta sekian,” ungkapnya, kemarin (21/3).

Menurut Fitriah, seluruh teknis kegiatan dikelola dan ditangani langsung oleh pihak penyelenggara dan paguyuban. Sedangkan pihaknya hanya memfasilitasi lahan hingga perizinan kegiatan. “Jadi, dana gelaran itu sebenarnya dari pihak paguyuban sendiri,” tekannya.

Apakah ada kemungkinan tahun depan pihaknya bakal menganggarkan dana untuk seluruh operasional kegiatan tersebut? Fitriah bilang bisa saja dipertimbangkan dan didiskusikan di SKPD-nya.

Salah satu perwakilan event organizer kegiatan tersebut, Irfan membenarkan bahwa pihaknya tidak mendapat kucuran dana dari Disbudporapar Banjarmasin. Hanya dana dari para anggota paguyuban yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan. “Kami hanya mengelola dana itu. Dana itu yang digunakan untuk operasional mereka (paguyuban, red). Besarannya ditentukan oleh paguyuban,” jelasnya.

Irfan juga menepis isu bahwa anggaran yang digelontorkan pemko melalui dinas terkait untuk kegiatan tersebut sebesar Rp500 juta. “Tidak benar itu. Kalau benar seperti itu (Rp500 juta, red) bisa gratis,” tepisnya.

Irfan menekankan bahwa dana yang dikenakan kepada anggota paguyuban sebenarnya tidak hanya digunakan untuk pembangunan stan saja. “Tapi, juga hingga operasional penerangan alias listrik, pengamanan, dan kebersihan. Oh dan satu lagi, saat pembukaan, para paguyuban juga diserahi kostum Sasirangan,” janjinya.

Pihaknya juga sudah mengupayakan agar pengunjung bisa memarkirkan kendaraan bermotornya dengan nyaman. “Dengan menambah tempat-tempat parkir,” pungkasnya.(war/az/dye)

Terkendala Izin Keramaian, Ustaz Hanan Attaki Tak Bisa Berhadir di Banjarbaru Ramadan Festival

Para penggemar Ustaz Hanan Attaki (UHA) mesti bersabar. Pasalnya, penceramah kondang yang dikenal sebagai pendakwah milenial itu dipastikan batal didatangkan ke Banjarbaru Ramadan Festival.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru