26.1 C
Banjarmasin
Saturday, 3 June 2023

Sajikan Nuansa Tempo Dulu, Pasar Wadai Ramadan di Dekat Menara Pandang

BANJARMASIN – Suara gergaji hingga ketukan palu beradu di kawasan Jalan Pierre Tendean, kemarin (19/3) petang. Bersisian dengan gedung Menara Pandang, sejumlah stan berbahan kayu tampak berdiri.

Salah seorang pekerja yakin pembangunan stan rampung hari ini, dan sudah siap diisi. “Total, ada 160 stan. Kami sudah bekerja sejak Rabu, tanggal 15 Maret tadi,” ungkapnya.

03-Wedding-Package-favehotel-Banjarbaru-2023

Stan itu disediakan secara gratis untuk para pedagang. Demi mengisi Pasar Wadai Ramadan gagasan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin.

Wakil Ketua Paguyuban Pasar Wadai Ramadan di Banjarmasin, Andri mengawasi para pekerja kemarin. Ia membenarkan sebelum menginjak bulan Ramadan, pembangunan stan itu harus sudah rampung. Bahkan hari ini akan dilakukan penentuan nomor stan.

Menurut Andri, dari jumlah total 160 stan, sebanyak 145 stan bakal diisi khusus pedagang yang tergabung dalam paguyuban. “Memang tidak semua. Ada pula pedagang mengisi stan yang disediakan Pemprov Kalsel. Di kawasan Nol Kilometer,” ungkapnya. Sedangkan 15 stan yang tersisa bakal diisi SKPD terkait di Pemko Banjarmasin.

Andri yakin Pasar Wadai Ramadan di kawasan Menara Pandang bakal lebih semarak dari kawasan lainnya. Apa yang membuatnya begitu yakin? Andri pun lantas menjelaskan Pasar Wadai Ramadan yang digelar disbudporapar mengembalikan nuansa pasar zaman dulu.

“Mayoritas pedagang menjual kuliner yang hanya ada di bulan Ramadan. Ambil contoh, Pecal Kembar, lalu Bingka Thamrin, dan sebagainya,” ungkapnya.

Demi kenyamanan pedagang serta para pengunjung, kawasan berdirinya stan Pasar Wadai Ramadan harus bebas dari pedagang kaki lima alias PKL. “PKL masih diakomodir. Tapi, bukan di kawasan ini. Lokasinya masih digodok,” ucapnya.

Baca Juga :  Nasib Pasar Wadai Masih Samar di Ramadhan Tahun ini

Jadwal buka stan akan diperpanjang. Buka sedari jam 3 sore, dan baru tutup jam 10 malam. Alasannya, karena ini merupakan aspirasi para pedagang pula. “Supaya dagangan bisa terjual habis,” ungkapnya.

Menurutnya, demi kenyamanan pedagang juga bisa dilihat dari bentuk stan yang disediakan. Selain kokoh, juga cukup luas bila dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Stan yang ada memiliki lebar 180 centimeter. Sedangkan panjangnya 2 meter. Bagian dindingnya berlapis plywood. Demikian dengan atap. Bukan memakai atap rumbia, menghindari adanya kebocoran saat hujan. “Atap dan dinding nantinya akan dilapis dengan banner branding,” ucapnya.

“Yang pada intinya, kami ingin menyediakan kenyamanan baik bagi para pengunjung maupun pedagang,” tekannya.

Sedikit terpisah dari stan utama di area Pasar Wadai Ramadan, juga dibangun stan lain. Itu untuk dagangan selain kuliner. Di situ juga ada panggung hiburan. Penampilannya bakal dimaksimalkan selama bulan Ramadan. Posisinya persis di samping Gedung Menara Pandang.

“Kami persilakan bagi para seniman atau para komunitas untuk memakainya. Itu juga gratis,” tekannya.

“Kami berkeinginan, Pasar Wadai Ramadan yang ada ini bisa menjadi ikon pariwisata. Ke depannya, tiap tahun juga digelar di sini,” harapnya.

Mengingat lokasinya kerap berpindah-pindah, menjadikan gaung Pasar Wadai Ramadan tak begitu dikenal oleh wisatawan luar daerah di Kalsel. “Dengan digelarnya di sini (rutin di kawasan Menara Pandang, red) segala yang berkaitan dengan pariwisata juga bisa dimaksimalkan,” tekannya.

“Mau sekalian susur sungai juga bisa. Tinggal mampir ke sini,” tambahnya.

Baca Juga :  Pasar Ramadan Skala Kecil atau HSS-JEK

“Ini seperti yang diharapkan wali kota dan wakil wali kota, Pasar Wadai Ramadan hendaknya juga bisa masuk Kharisma Event Nusantara (KEN),” tegasnya.

Diwartakan sebelumnya, event tahunan berupa Pasar Wadai Ramadan sempat berhenti lantaran pandemi Covid-19. Seiring berjalannya waktu, event ini kembali digelar.

Bila semula berlokasi di ruas Jalan RE Martadinata alias di depan Balai Kota, atau di RTH Kamboja, kali ini Pasar Wadai Ramadan digelar di kawasan yang tak jauh dari Menara Pandang.

Mengapa pindah ke sana? Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor mengatakan pihaknya memberikan alternatif lokasi. Ia menilai dari sisi kesinambungan, kawasan tersebut dinilai representatif. Lantaran umumnya kawasan tersebut kerap dijadikan lokasi ngabuburit, alias menunggu waktu berbuka oleh masyarakat.

“Jadi kami menilai, perlu ruang yang luas. Apalagi lokasi Menara Pandang ini pernah menjadi lokasi Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF),” ujarnya.

Arifin juga mengklaim lokasi yang ditunjuk mampu menampung para pedagang yang berjualan di Pasar Wadai Ramadan. Bahkan, hingga PKL. “Terpenting lagi membuat mudah dan nyaman masyarakat untuk mendatangi,” harapnya.

Tentu ada sejumlah hal yang harus dibenahi. Misalnya, terkait lokasi parkir, penerangan, petugas kebersihan, dan keamanan. “Kami sudah meminta pihak penyelenggara untuk mempersiapkannya,” tekannya.

Kepala Disbudporapar Banjarmasin, Iwan Fitriady mengapresiasi perhelatan Pasar Wadai Ramadan tahun ini. Ia menginginkan agar penetapan lokasi kawasan Menara Pandang sebagai wadah Pasar Wadai Ramadan jadi momentum bagi dinas terkait untuk bersama-sama membenahi objek wisata tersebut. (war/az/dye)

Terkendala Izin Keramaian, Ustaz Hanan Attaki Tak Bisa Berhadir di Banjarbaru Ramadan Festival

Para penggemar Ustaz Hanan Attaki (UHA) mesti bersabar. Pasalnya, penceramah kondang yang dikenal sebagai pendakwah milenial itu dipastikan batal didatangkan ke Banjarbaru Ramadan Festival.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru