29.1 C
Banjarmasin
Kamis, 28 September 2023

Pedagang Nasi Kuning Menjerit, karena Harga Beras Terus Melonjak

Ilmu padi mengatakan, makin berisi makin merunduk. Kondisi ekonomi mengatakan sebaliknya, harga beras menolak merunduk.

***

BANJARMASIN – Pedagang nasi kuning di Pasar Lama, Banjarmasin Tengah, kelimpungan menghadapi kenaikan harga beras.

03-Wedding-Package-favehotel-Banjarbaru-2023

“Sempat bertahan di harga Rp8 ribu per bungkus, sementara beras sudah Rp15 ribu per liter waktu itu,” kata Adi Heriyani, salah seorang pemilik warung nasi kuning di Pasar Lama, kemarin (18/9).

Pria 41 tahun itu terpaksa mengikuti jejak pedagang lainnya. Menaikkan harga dari Rp8 ribu per bungkus menjadi Rp10 ribu.

Di warung miliknya, Adi menjual nasi kuning bungkusan dengan variasi lauk ayam, telur, dan ikan haruan (gabus).

“Jika daging ayam atau telur yang mahal, masih bisa disiasati. Tetapi jika beras yang mahal, kami pasti bingung,” ujarnya.

Baca Juga :  Tekan Harga Beras, Kalsel Gandeng Kadin Jateng

Adi pernah mencampur antara beras lokal dan beras luar yang lebih murah. Trik itu bisa menekan ongkos produksi, tetapi sangat mempengaruhi rasa.

“Sementara saya ingin mempertahankan rasa nasi kuningnya,” tukasnya.

Adi sudah berdagang nasi kuning sejak masih kuliah, tepatnya sejak tahun 2001. “Zaman Pak Jokowi ini harga sembako luar biasa meroket. Sudah tidak terkontrol,” gerutunya.

“Bandingkan dengan zaman Pak SBY. Saya masih bisa menabung untuk membeli emas. Sekarang, keuntungan berdagang habis untuk biaya hidup keluarga,” tambahnya.

Dari memasak nasi kuning hingga membungkus, Adi mengerjakannya bersama istrinya. Sementara untuk menjaga warung, ia mengupah orang lain.

Kenaikan harga bahan pangan ini jelas bukan yang pertama. Adi mengenang, dulu bisa menjual 300 sampai 400 bungkus nasi kuning sehari.

Baca Juga :  Harga Beras Lokal Naik Lagi, Dinas Berharap Sokongan PT Bangun Banua

Sekarang rata-rata cuma laku 65 bungkus sehari. Bisa tembus seratus, kalau ada pesanan khusus.

“Dulu bisa masak 40 liter beras dalam sehari. Sekarang cuma 10 liter (90 bungkus),” keluhnya.

Itu baru beras, belum kenaikan harga lainnya. Contoh pelepah pisang untuk membungkus nasi kuningnya. “Sebab saya tak memakai kertas pembungkus,” ujarnya.

Namun, kalau mau mendang mending, Adi masih mensyukuri kondisinya. Warung yang ia tempati merupakan warisan neneknya. Jadi Adi tak perlu memikirkan uang sewa seperti pedagang lainnya.

“Di situ saya merasa terbantu. Andaikan menyewa, bakal jutaan rupiah,” pungkas Adi.

12 Saksi Kasus Penipuan Pedagang Beras Diperiksa Polres Tala

Pemeriksaan terhadap para pedagang beras menjadi korban penipuan tengah dilakukan pihak Sat Reskrim Polres Tanah Laut (Tala), Kamis (21/9) sore.

Temui Kami di Medsos:

Terpopuler

Berita Terbaru