PELAIHARI – Tanah Laut menjadi salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang siaran analognya akan dimatikan pada 20 Maret nanti.
Beberapa pekan terakhir, kecamatan dan pemerintah desa pun disibukkan penyaluran bantuan set top box (alat pengubah sinyal) dari pemerintah pusat.
Hasbullah, salah seorang warga Kecamatan Pelaihari menuturkan, di lingkungannya rata-rata warganya menikmati televisi menggunakan parabola.
Dia pun bingung, apakah parabola sudah cukup untuk menggantikan fungsi set top box (STB).

“Cuma beberapa yang masih mempertahankan antena. Itu karena mereka pengin nonton pertandingan bola tanpa harus diacak,” ujarnya.
Intinya, Hasbullah tak keberatan pindah ke siaran digital. Apalagi bila gambarnya lebih bersih dan suaranya lebih jernih.
Sementara itu, Jauhar Latifah mengaku sudah lama tak menonton televisi. Jadi ia kurang paham dengan kebijakan ASO (analog switch off) ini.
“Saya sering menonton di handphone, jadi bisa di mana saja,” ungkapnya.
Kesiapan Banjarbakula
Pada 20 Maret nanti, ASO tak hanya dimulai di wilayah Kalsel 1. Siaran analog di Bali dan Sumsel 1 juga dimatikan pada tanggal tersebut.
Kalsel 1 mencakup wilayah Banjarbakula: Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan tidak akan lagi ada penundaan, seperti yang sudah-sudah. Apakah Kalsel sudah siap?
Kepala Dinas Kominfo Kalsel, M Muslim memastikan siap. Karena pembagian STB gratis sudah mencapai 80,3 persen.
“Persentase pembagian STB di sini yang terbanyak, jika dibandingkan dengan provinsi lain yang juga memulai ASO pada 20 Maret nanti,” katanya kemarin (15/3).
Kalsel 1 menerima jatah 21 ribu STB. Dan terus dibagikan kepada kelompok rumah tangga miskin (RTM) ekstrem. “Mungkin hingga 20 Maret sudah 90 persen yang dibagikan,” tambahnya.
Ia menegaskan, penyaluran STB atau alat pengubah sinyal itu sepenuhnya dikawal pemerintah pusat bersama stasiun televisi. “Jadi penyalurannya tidak melibatkan kami (pemda),” tegasnya.
Alhasil, pemda hanya menyerahkan data warga yang layak dibantu. “Setelah itu, yang menentukan diberikan atau tidak adalah pemerintah pusat dan stasiun televisi,” katanya.
Terpisah, Kabid Informasi Komunikasi Publik (IKP) pada Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Banjar, Muhari juga mengklaim daerahnya sudah siap meninggalkan siaran analog.
“Karena di sini sudah banyak yang punya STB,” ujarnya. Berdasarkan data yang diterimanya, masyarakat Banjar sudah kebagian 4.200 unit STB. “Sudah hampir semuanya dibagikan,” tambahnya.
Dirinya memastikan, pada 20 Maret nanti, penyaluran STB bisa mencapai 90 persen lebih. “Yang menyalurkan langsung pusat, bersama pihak ketiga yang mereka tunjuk,” pungkasnya. (ris/gr/fud)