BANJARBARU – Kondisi pasar Bauntung Banjarbaru masih terus jadi perbincangan. Pasalnya, pasar hasil dari relokasi ini dianggap masih belum terlalu ramai jika dibanding lokasi sebelumnya.
Belum terlalu ramainya pengunjung sendiri berdampak pada daya beli masyarakat ke pedagang di pasar. Sehingga kondisi ini tak sedikit yang membuat pedagang mengeluh.
Memang, satu tahun terakhir, Pemko Banjarbaru telah memberikan keringanan soal tarif sewa retribusi untuk pedagang. Ada pemangkasan tarif sampai 50 persen.
Tahun 2023 ini, Pemko Banjarbaru juga kembali menerapkan kebijakan serupa. Pedagang kembali mendapatkan keringanan tarif retribusi sewa sampai akhir tahun.

Rumor tak sedap merebak soal kondisi pasar Bauntung. Baru-baru tadi, disebutkan bahwa mulai banyak pedagang yang memilih mundur alias tak berjualan lagi di Pasar Bauntung.
“Saya dapat informasi sudah dari pertengahan tahun kemarin pedagang yang sudah kontrak memilih tak lanjut. Alasannya karena (operasional) tak nutup, gara-gara pasar sepi,” kata sumber Radar Banjarmasin.
Menurutnya lagi, sebagian pedagang juga punya skema lain. Yang mana, lapak atau kiosnya disewakan ke pedagang lain namun dengan nama penyewa adalah pedagang tetap.
“Ya pertimbangannya sama, masalah penjualan yang belum ramai. Karena mereka membandingkan dengan lokasi yang lama,” katanya.
Aina, salah satu pedagang di Pasar Bauntung Banjarbaru mengaku tak termasuk yang ingin mundur seperti rumor tersebut. Namun diakuinya bahwa sempat adanya rumor itu.
“Saya tak termasuk. Kalau rumornya memang ada, cuman gak tahu ya kelanjutannya seperti apa, saya tidak ikut-ikutan. Ngurusin jualan sendiri saja,” katanya.
Diceritakannya, memang jika dibanding lokasi yang lama. Pasar Bauntung yang baru belum begitu ramai. Namun ia secara jujur juga mengaku terbantu dengan adanya pemangkasan retribusi tahun ini.
“Tapi kalau saya berharap tak hanya pemangkasan, namun ada lah upaya pemerintah agar membuat pasar ini ramai,” katanya.
Sebaliknya, M, salah satu pedagang Pasar Bauntung mengaku jika sempat ingin mundur. Bahkan keinginan ini katanya terbersit di awal-awal tahun 2023 tadi.
“Alasannya simpel, operasional gak nutup karena belum terlalu ramai. Namun saat itu coba ditenangkan dan dikatakan akan ada pemangkasan retribusi,” ujar M yang meminta namanya tidak dikorankan.
Seandainya tak ada pemangkasan, menurut M usahanya sudah di ujung tanduk. “Skemanya kemarin itu mau berhenti dan buka lapak di luar (pasar). Tapi sekarang ini masih lanjut,” katanya.
Terkait rumor ini, pihak Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Banjarbaru dengan tegas menepisnya. Diklarifikasi, bahwa sejauh ini tak ada pedagang yang mundur atau tak melanjutkan kontrak.
“Sejauh ini tidak ada sih pedagang yang menyatakan mau mundur karena belum ramai. Begitupun dari laporan UPT Pasar Bauntung juga tidak ada laporan ke kita perihal tersebut,” kata Kepala Bidang Pasar Disdag Kota Banjarbaru, Heryfani.
Ia memastikan bahwa rumor tersebut hanya isu liar. Yang mana, ia mengklaim bahwa dari awal sampai sekarang, data pedagang yang berkontrak berjualan di pasar dipastikan valid.
“Memang ada lapak yang masih kosong, itu di los kering. Namun kosong itu bukan ditinggalkan, tapi memang dari awal kosong,” katanya.
Dari data terbaru, total pedagang yang berjualan di Pasar Bauntung kata Heryfani berjumlah 915 pedagang. Sementara yang kosong ada sekitar 170 lapak.
“Kita juga terus mengimbau dan tetap mengharapkan pedagang pedagang lain yang masih berada di luar sana untuk bisa masuk ke dalam Pasar Bauntung. Yakni bersama sama menciptakan Pasar Bauntung menjadi pusat ekonomi masyarakat Kota Banjarbaru,” pungkasnya. (rvn/ij/bin)