Lebaran 1443 hijriah menjadi momen yang baik bagi para pelaku usaha kue kering rumahan. Bahkan beberapa pedagang mengaku sangat antusias, karena tahun ini terjadi lonjakan pesanan.
Hal ini dirasakan oleh Azmi (27), pegiat bisnis kue kering rumahan asal Banjarmasin. Menurutnya, bisnis ini kembali bergeliat tahun ini.
Ia merasa, minat masyarakat terhadap produknya meningkat 2x lipat lebih ramai ketimbang tahun sebelumnya. “Alhamdulillah lebih ramai,” ucap owner Dewi Cookies ini.
Aturan berkumpul yang tak seketat tahun sebelumnya, membuat masyarakat lebih leluasa merayakan lebaran. Hal ini menjadi salah satu faktor meningkatnya pesanan kue-kue kering lebaran.
“Karena lebih leluasa, masyarakat lebih antusias menyambut hari raya, terlebih mempersiapkan panganannya,” ujarnya.
Hal ini juga dirasakan oleh Rihani (39), owner @cahaya_alam_cookies. Menurutnya, tahun ini terjadi peningkatan 50 persen dari tahun sebelumnya. “Alhamdulillah meningkat hampir 50 persen persen dari tahun kemarin,” ujarnya.
Nastar, putri salju dan lidah kucing masih menjadi best seller. “Tahun ini ketiga varian itu menjadi yang paling banyak dipesan atau best seller,” ujarnya.
Selain itu, Rihani juga menyediakan belasan varian kue kering lain yang tak kalah menggiurkan. Sebut saja seperti kastangel, semprit sagu, kue kacang, dan sebagainya.
Kue-kue kering ini dipatok dengan harga Rp110 ribu per kilogram. Sedangkan untuk kemasan ekonomis dijual dengan harga Rp28 ribu per 250 gram.
Sebagai penyegaran menu, ia juga membuat brownies kering. Yakni bolu brownies yang diolah lebih kering sehingga lebih awet.
Meski namanya brownies kering, kue ini tetap terasa lembut saat digigit. Varian yang satu ini juga disambut baik oleh para customer dalam menyiapkan camilan lebaran. “Yang terbaru, kami siapkan menu bronies kering,” tuntasnya. (tia)
