BANJARMASIN – Hujan deras yang mengguyur Banjarmasin kemarin (30/3) malam, tak melunturkan niat jemaah untuk menghadiri haul ke-3 KH Ahmad Zuhdiannor atau Guru Zuhdi.
Ribuan jemaah tak hanya memadati Masjid Jami Sungai Jingah. Di jalan raya, di atas dan kolong jembatan juga penuh oleh lautan manusia.

Lewat layar-layar tancap, jemaah yang rata-rata mengenakan jas hujan, mengikuti siaran dari lokasi pusat haul di kubah makam Guru Zuhdi.
Meski sesekali siarannya tersendat, jemaah tak mengeluh, tetap mengikuti lantunan zikir dan selawat dengan khidmat.
Seperti Masrani yang datang dari Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala. “Buka puasa dan salat tarawih di sini. Saya sudah lama ingin mengikuti haul Guru Zuhdi, alhamdulillah kesampaian,” ungkapnya.
Senada dengan Nasih. Pemuda asal Martapura, Kabupaten Banjar itu rela basah kuyup.
Duduk beralaskan plastik, ia mengikuti haul dengan tabah. “Berangkat setelah berbuka, baru sampai Gambut, eh hujan deras. Tapi saya bersyukur bisa sampai ke sini tepat waktu,” ujarnya.
“Guru Zuhdi adalah sosok panutan. Ilmu dan adabnya tinggi,” tambah mahasiswa Stikes Intan Martapura itu.
Diperkirakan, ada 50 ribu orang yang menghadiri haul Guru Zuhdi ini.
Jatuh Sakit
Meski membeludak, masih ada jalur kosong untuk membantu jemaah yang mendadak jatuh sakit dan memerlukan penanganan medis.
“Tadi ada dua orang yang diangkut mobil ambulans,” ujar Koordinator Lapangan BPBD Banjarmasin, Hanafi.

Dalam kondisi darurat, BPBD telah menyiagakan perahu karet untuk memudahkan evakuasi lewat jalur sungai.
Koordinator tim relawan kesehatan di posko Masjid Jami Sungai Jingah, Lucky Permana menyebutkan, setidaknya ada 15 orang yang mengeluh sakit. “Rata-rata karena kecapekan, tapi sudah ditangani dan diberi obat,” ujarnya.
Total ada 226 petugas kesehatan gabungan yang diturunkan Pemprov Kalsel dan Pemko Banjarmasin. Mereka tersebar di 16 posko kesehatan, ditambah satu rumah sakit lapangan dan satu rumah sakit observasi.
Seiring hujan yang mereda, jemaah pun pulang dengan tertib.
Kabag Ops Polresta Banjarmasin, Kompol Aris Munandar bersyukur haul berjalan lancar dan aman. “Tadi ada buka dan tutup jalan, situasional,” ujarnya.
Untuk memudahkan kepulangan jemaah, lampu merah di perempatan Jalan Sulawesi sengaja dimatikan. Arus lalu lintas diatur secara manual.
“Sampai saat ini tak ada kendala. Petugas, relawan dan warga sudah mengerti dan paham,” pungkasnya. (war/gr/fud)