Banjir rob, diikuti cuaca ekstrem sering melanda Kota Banjarmasin. Dinas PUPR dan BPBD Banjarmasin mengimbau dan mengajak masyarakat untuk banyak berdoa. Cukupkah itu?
***
Banjir besar yang melanda Kota Banjarmasin di awal tahun 2021 lalu, semestinya jadi peringatan keras bagi Pemko Banjarmasin. Setidaknya, untuk berupaya lebih giat melakukan antisipasi bencana. Namun, hal itu tak serta merta digalakkan. Antisipasi bencana yang dilakukan justru lebih banyak mengulang imbauan demi imbauan.
Masih jelas di ingatan Ahad (25/12) tadi, sejumlah bangunan rusak dan roboh. Dugaannya diterpa angin puting beliung. Itu terjadi di Kelurahan Sungai Andai dan di Kelurahan Basirih Selatan. Selain meroboh bangunan rumah, di hari yang sama juga ada sejumlah pepohonan yang tumbang. Syukurlah, dari rentetan peristiwa yang terjadi tak ada korban jiwa.

Kepala Dinas PUPR Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah mengimbau masyarakat Kota Banjarmasin terus menjaga kebersihan lingkungan. Berpartisipasi menjaga drainase dan sungai. “Dengan tidak membuang sampah sembarangan. Jangan biarkan saluran dan sungai tersumbat, hingga memperlambat aliran air saat surut,” ucapnya, kemarin (27/12).
Lalu, bagi warga yang tinggal di kawasan bantaran alias tepian sungai, juga diminta berhati-hati terhadap peningkatan elevasi air sungai. Khususnya saat pasang air dibarengi dengan guyuran hujan.
Suri mengaku sudah menginstruksikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sungai untuk menyiapkan lima unit armada yang bersinggungan langsung dengan penanganan. Contohnya, pasukan pembersih saluran drainase hingga aliran sungai yang pampat. “Tentu kami memerlukan partisipasi masyarakat nantinya, agar dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut, dan berdoa semoga tidak turun hujan deras,” katanya.
Dinas PUPR Banjarmasin sudah memetakan kawasan yang tergenang akibat banjir rob. Jumlahnya, ada 58 titik. Tersebar di lima kecamatan di Kota Banjarmasin.
Dinas tersebut juga mengeluarkan data yang diambil dari BMKG. Ancaman banjir rob diketahui berlangsung sedari tanggal 23 hingga 31 Desember 2022. Terjadi pada pukul 19.00 Wita hingga pukul 02.00 Wita.
Berdasarkan hasil pantauan, pasang air laut di muara Sungai Barito bisa mencapai 2,5 meter sampai dengan 2,9 meter. Inilah yang menjadi pemicu banjir rob. Imbasnya hingga ke Kota Banjarmasin. Lantaran berdampak pada kenaikan air Sungai Martapura, sungai- sungai kecil, dan saluran-saluran yang terkoneksi dengan sungai utama. Alhasil, sejumlah kawasan di Kota Banjarmasin yang rawan banjir semakin rentan tergenang.

Kepala Pelaksana BPBD Banjarmasin, Husni Thamrin menyebut masih belum ada peningkatan status terkait cuaca ekstrem tersebut. Masih berada pada kondisi kesiapsiagaan saja. Menurutnya, pihaknya tidak akan mengeluarkan peringatan itu secara asal. Tapi, juga sudah berkoordinasi antara dengan BNPB dan BMKG.
“Sampai saat ini, kami belum menaikkan status menjadi siaga darurat bencana. Karena ada persyaratan khusus apabila hendak menaikkan status,” ujarnya, kemarin (27/12). “Contoh seperti banjir rob. Bila hanya beberapa jam sudah turun, tak bisa dikatakan darurat. Kecuali bila genangan bertahan sampai beberapa hari,” tekannya.
Husni menegaskan status kesiapsiagaan ditetapkan sesuai dengan surat edaran Gubernur Kalsel sebelumnya. “Isinya waspada cuaca ekstrem,” ujarnya. “Diprediksi cuaca ekstrem itu mulai bulan Oktober. Lalu puncaknya Desember dan Januari. Dampaknya nanti akan sampai di bulan Februari,” tambahnya.