BANJARMASIN – Hampir seluruh perempatan lampu merah di Banjarmasin selalu ada gepeng (gelandangan dan pengemis) serta pengamen. Kondisi ini disorot Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Matnor Ali.
Ia mendesak Satpol PP untuk menertibkan. Politisi Partai Golkar ini yakin jika dibiarkan, populasinya bakal terus bertambah. “Harus intens melakukan penertiban,” desaknya, Kamis (25/5) siang.

Matnor menyarankan beberapa petugas ditempatkan di titik-titik yang selalu menjadi tempat mangkal para pengamen maupun pengemis. Ia yakin dapat mengurangi munculnya pengamen maupun gepeng.
“Di mana saja potensinya, tempatkan petugas, dan tertibkan,” pintanya. “Berdiri saja petugas, pengamen atau gepeng bakal tidak berani,” tambahnya.
Jika alasan kekurangan personel, Matnor menyarankan Satpol PP bisa mengusulkan tambahan personel. Walaupun ada aturan tak membolehkan untuk merekrut honorer, hal itu masih ada solusi.
“Bisa saja diganti dengan Pegawai Harian Lepas (PHL). Supaya tetap terakomodir,” sarannya.
Matnor menyarankan bagi mereka yang terjaring dapat diberikan pembinaan. Supaya tidak lagi mengulangi perbuatannya, atau berubah mencari profesi lain. Menurutnya, itu perlu keterlibatan dinas lainnya.
“Tidak hanya tugas Satpol PP, tapi juga dinsos yang bisa melakukan pembinaan,” jelasnya.
Matnor menyarankan pemko bisa meniru Yogyakarta. Meski jumlah pengamen banyak, mereka menjalani profesinya hanya di lokasi tertentu. Jadi, tidak mengganggu orang lain.
“Di Yogyakarta para pengemis dibina. Tidak ada yang mengamen di perempatan. Tapi, hanya di lokasi Malioboro,” katanya.
Kasatpol PP Kota Banjarmasin, Ahmad Muzaiyin tak menampik masih maraknya gepeng dan pengamen jalanan di sejumlah perempatan di Banjarmasin. Ia mengatakan sudah sering melakukan penertiban, serta memberikan sosialisasi kepada pengguna jalan agar tidak memberikan uang kepada mereka.