BANJARMASIN – Rencana pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Banjarmasin Selatan kian dimatangkan.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin, Nuryadi menjelaskan sejauh ini pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Pemprov Kalsel. “Baik secara tersirat maupun bersurat. Namun karena masih belum ada realisasi ketersediaan lahannya, jadi kami evaluasi lagi,” jelasnya, kemarin (21/2).

Nuryadi membeberkan lahannya masih dalam tahap pencarian. Bahkan juga negosiasi. “Bila berkasnya lengkap, sertifikat dan sebagainya, bisa saja dianggarkan di APBD Perubahan,” ucapnya.
Sejauh ini tanah yang ditawarkan dan masuk ke pihaknya, seharga Rp400 ribu hingga Rp500 ribu per meter. “Dengan harga tanah segitu, setidaknya membutuhkan biaya atau dana sebesar Rp5 miliar,” jelasnya.
Nuryadi juga membenarkan bahwa rencana pembangunan SMK itu sudah pernah mencuat beberapa tahun belakangan. Termasuk mencuatnya rencana pembangunan SMK di kawasan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Berhubung kewenangan pendirian SMK ada pada ranah Pemprov Kalsel, pihaknya hanya sebatas menyampaikan usulan saja. “Kami berharapnya ada kebijakan dari pemprov. Misalnya, mereka yang menyediakan lahan hingga membangun SMK,” harapnya.
Harapan seperti itu karena dana Rp5 miliar bukanlah dana yang sedikit. “Selain rencana pengadaan SMK, masih banyak pula yang harus kami perhatikan. Jadi, sejauh ini masih kami upayakan,” janjinya.
Rencana pembangunan SMK itu mendapat tanggapan dari salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Edi Sucipto. Ia bilang kehadiran SMK akan menjadi penyeimbang. Mengingat hanya di Kecamatan Banjarmasin Selatan saja yang tak memiliki SMK di antara lima kecamatan di Banjarmasin.
“Sejauh pengetahuan dan yang kami pelajari, kita kekurangan sumber daya yang siap kerja,” ujar lelaki yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPC Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) dan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Banjarmasin itu, kemarin.
Edi menjelaskan, ada dua hal yang mesti diperhatikan untuk Kecamatan Banjarmasin Selatan. Pertama, perihal pendidikan. Kedua, perihal tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan.
“Dua hal itu yang saya rasa kurang ada di sana. Warga yang berpendidikan dan sehat adalah aset bangsa,” tekannya. “Fasilitas pendidikan lumayan jauh. Demikian misalnya dengan puskesmas,” ucapnya.
Menurutnya, pemerataan pembangunan agak tertinggal, khususnya di daerah Basirih dan Mantuil. “Ini yang saya lihat terjadi di kecamatan tersebut. Khususnya di kawasan Basirih dan Mantuil,” tambahnya.
Kawasan tersebut dicanangkan menjadi pusat kawasan industri terpadu. Lantas apa yang cocok dikembangkan di kawasan itu? Edi menyebutkan beberapa hal. “Industri yang berkaitan dengan perbengkelan atau permesinan, perkapalan, kerajinan tangan atau sifatnya home industri juga bagus. Di sana kan juga ada docking atau dermaga kapal,” tambahnya.
Sebagai masyarakat yang tinggal di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Edi menyambut baik dan siap mengawal rencana pendirian SMK itu. “Kami siap menyukseskan dengan kegiatan yang efisien dan efektif,” tegas lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Organda Provinsi Kalsel itu.(war/az/dye)