BANJARMASIN – Program B’babasah (Bawah Barumahan Barasih Sampah) yang dijalankan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin dinilai bukan menjadi solusi kongkret untuk mengurangi permasalahan sampah di kolong rumah.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Afrizaldi mengatakan jika ingin menuntaskan permasalahan sampah di kolong rumah ini seharusnya pemko mengambil langkah yang lebih tegas. Jika ditarik ke belakang, sebenarnya sumber dari tumpukan sampah di kolong rumah itu karena bangunannya berdiri di atas sungai.
“Kalau hanya sekadar membersihkan saja, maka bisa saja sampah itu kembali lagi,” ungkapnya saat ditemui di Gedung DPRD Kota Banjarmasin, Senin (20/2) siang.
Afrizal yakin jika ketegasan itu tidak dilakukan maka sampah-sampah yang hanyut dari hulu akan kembali tersangkut. Bahkan menjadi endapan di sungai. Apalagi salah satu penyebab pendangkalan sungai adalah permukiman ada yang dibangun di atas aliran sungai. Itu terjadi di seluruh kecamatan. Paling banyak di Banjarmasin Utara dan Selatan.

“Jika dihitung-hitung persentase permukiman kita 30 sampai 40 persen berada di atas sungai. Jadi kalau sumber permasalahan ini tidak diselesaikan maka tumpukan sampah di kolong rumah pasti akan terus terjadi,” jelasnya.
Afrizal meminta pemko untuk lebih memikirkan bagaimana caranya menertibkan bangunan di atas sungai. Namun, bukan ujug-ujug langsung ingin membongkar. “Tahap per tahap harus dilewati. Seperti pemberitahuan dulu kepada si pemilik kalau rumah yang ditempatinya itu melanggar aturan,” ucap Sekretaris Fraksi PAN ini.
Setelah itu, petugas dari bidang Wasbang Dinas PUPR bisa memberikan SP sampai tiga kali, sambil diminta untuk membongkarnya sendiri. “Kalau semua tahapan itu sudah dilakukan, maka tinggal kebijakan pemerintah saja lagi apakah berani menertibkan,” ujarnya.
Sekretaris Fraksi PKS, Mathari juga meminta bangunan di atas sungai harus segera dituntaskan. Supaya tak terjadi lagi tumpukan sampah di kolong rumah warga. “Jika tidak ada bangunan maka endapan sampah juga tidak akan terjadi. Kalau itu dilaksanakan secara benar maka otomatis aliran air pasti akan lancar,” tukasnya.
Mathari juga menekankan B’barasih jangan hanya seremonial belaka. Gembar-gembornya juga hanya di awalnya saja. Setelah itu melempem.
Program B’Babasah ini diluncurkan DLH Banjarmasin di panggung Siring Balai Kota, pada Selasa (24/1) lalu. Sebagai penunjang program tersebut, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina menyerahkan lima unit mobil jenis pikap yang dibeli melalui APBD tahun 2022 tadi. Jadi operasional pengangkut sampah untuk lima kecamatan di Banjarmasin. Rencananya puncak program penanganan sampah di kolong rumah ini akan digelar pada 23 Februari 2023 ini.
Salahkan Perilaku Masyarakat
Kritikan yang disampaikan anggota DPRD Kota Banjarmasin mendapat tanggapan berbeda dari Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Marzuki. Menurutnya, perilaku masyarakat senang membuang sampah sembarangan lah yang menjadi sumber tumpukan sampah di kolong rumah.
Bahkan ia membeberkan banyak masyarakat yang memilih buang sampah di lubang dinding atau lantai rumah mereka.
“Mereka lebih senang memilih membuang sampah lewat sana, ketimbang mengumpulkan dan mengelolanya dengan benar,” bebernya saat ditemui di Balai Kota, Senin (20/2) sore.
Perilaku tersebut akhirnya berdampak pada rumah warga yang lain. Wilayah Kota Banjarmasin yang dikenal dengan wilayah pasang surut membuat sampah bisa hanyut ke tempat lain.
“Pengalaman dari banjir tahun 2021 lalu, rata-rata satu kolong rumah itu paling sedikit dua karung sampah. 400 truk sampah masih kurang untuk mengangkut sampah di kolong,” ujarnya.
“Sayangnya hal itu masih saja terjadi. Bukannya jadi pembelajaran, malah seperti tidak dihiraukan,” tukasnya.
Kenapa problem tersebut terus saja terjadi? Marzuki yakin terkait dengan perilaku masyarakatnya. Kalau sudah ada niatan bertanggung jawab dengan sampahnya, maka tidak ada alasan untuk membuang sampah sembarangan.
“Kan bisa dikumpulkan, lalu diserahkan kepada petugas kebersihan kompleks. Kalau kita bisa menangani permasalahan ini, maka masalah selanjutnya tentu akan bisa tertanggulangi dengan sendirinya,” tambahnya.
Lantas sampai mana sudah perkembangan program B’Bebebasah ini? Marzuki memastikan bahwa program tersebut dijalankan secara serius.
“Kita tidak main-main dan sesuai data yang akurat, disertai dengan bukti foto dan video. Kerja kita simultan di seluruh kecamatan,” tegasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love mengaku optimis sebelumnya bahwa program yang diluncurkan bisa berjalan lancar. Dikerjakan oleh masyarakat bersama pihak kecamatan, kelurahan dan perangkat lainnya.
“Kami targetkan tahun ini 100.000 kolong rumah dahulu. Kami berharap program ini bisa jadi stimulus bagi masyarakat terkait penanganan sampah,” ucapnya.
“Apalagi dengan adanya isu mikro plastik yang melanda sungai-sungai di Kota Banjarmasin. Melalui gerakan ini, kita semua bisa menekan hal itu,” tambahnya.
Meski memiliki target, Alive mengharapkan agar program yang dijalankan bisa terus berlanjut dari tahun ke tahun. “Tentunya melibatkan seluruh elemen di tengah masyarakat. Fokus sementara, kawasan permukiman di pinggir sungai,” ujarnya.
“Bila sudah rampung, baru menyasar di permukiman pada umumnya, alias bukan yang di pinggir sungai,” tuntasnya.(zkr/az/dye)