BATULICIN – Suka atau tidak, digitalisasi memang sudah seharusnya diterapkan maksimal. Perkembangan zaman menuntut setiap aktivitas harus efisien.
Jumat (20/1) kemarin, Bupati Zairullah Azhar mengawali percobaan identitas digital melalui hp-nya. Lewat aplikasi berbasis android, orang nomor satu di Tanbu itu mengaktifkan identitas digitalnya. Beberapa identitas yang bisa diaktifkan di aplikasi adalah KTP, BPJS dan tanda tangan.

“Jadi, identitas kependudukan tersebut sudah dalam bentuk digital melalui android masing-masing penduduk,” ujar Kadisdukcapil Tanbu, Gento Hariyadi.
Sama dengan pembayaran online di rumah makan yang sekarang hanya cukup pakai hape, begitu juga fungsi digitalisasi data. “Jika sudah aktif, cukup tunjukkan data pakai hape. Sudah berlaku nasional,” jelasnya.
Sementara ini, sasaran penggunaan aplikasi itu adalah para ASN. Perlahan nanti menyasar seluruh masyarakat. “Zaman sudah berubah. Apa-apa sekarang ada di hape ya,” ujar Bupati Zairullah.
Dia mendukung perubahan tersebut. Sangat efisien dan praktis. Biasanya kartu identitas selalu penuhi isi dompet, sekarang tidak lagi.
“Efisiensi begini, saya harap ada di semua teknis pelayanan publik. Tidak zaman lagi menunggu, di zaman secanggih sekarang,” ujarnya.
Masyarakat menyambut itu dengan dua sikap. Setuju dan sebaliknya. Mereka yang suka, alasannya sudah bisa ditebak, karena kemudahan.
“Saya sekarang sudah jarang bawa uang cash. Warung-warung banyak pakai layanan bayar online. Harusnya KTP digital sudah ada dari dulu. Ini justru telat,” ujar Agus Hasanudin, yang tinggal di Kecamatan Batulicin.
Sementara yang menolak, mayoritas alasan keamanan. “Mayoritas hape di negara kita bukan bikinan dalam negeri. Keamanannya jelas tidak bisa dijamin. Digitalisasi ada risikonya, keamanan data kita,” kata Iwan yang tinggal di Kecamatan Simpang Empat.
Dia lalu mengingatkan beberapa kasus pencurian data KTP oleh beberapa aplikasi besar. Walau begitu, dirinya juga tidak mengenyampingkan perubahan zaman ke era digitalisasi. (zal/gmp)