BANJARMASIN – Pagar besi yang mengelilingi kawasan Siring Menara Pandang, di Jalan Kapten Pierre Tendean diduga sengaja dirusak.
Dari hasil pantauan Radar Banjarmasin kemarin (19/3) siang, rusaknya pagar itu terjadi di dua sisi. Jumlahnya bahkan puluhan.

Dari arah Jembatan Merdeka hingga Menara Pandang misalnya, pagar yang rusak berjumlah 8 bilah. Sedangkan dari sisi Menara Pandang hingga Musala Al Hinduan, pagar yang rusak berjumlah 51 bilah.
Ketika ditanyakan kepada beberapa pedagang dan juru parkir di kawasan tersebut, mereka tidak ada yang tahu siapa pelakunya. Sudah berapa lama pula kondisi itu terjadi? Para pedagang memberikan jawaban yang berbeda. Ada yang bilang sudah sebulan. Ada pula bilang sudah sejak dua pekan lalu.
Rusaknya pagar kawasan Siring Menara Pandang rata-rata seperti dipotong dengan sengaja. Lebar pagar yang rusak cukup untuk dilintasi badan. Sederhananya, pagar itu kini jadi bisa dimasuki siapa saja.
Kepala UPT Pariwisata di Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin, Naziza mengaku sudah mengetahui kondisi tersebut.
Menurutnya, kondisi yang terjadi itu bukanlah kali pertama semenjak pagar itu rampung dipasang pada 2022 lalu. “Saat itu, juga ada beberapa yang rusak dan berkurang batangnya. Di awal bulan Februari tadi, sudah kami perbaiki,” ucapnya, Jumat (17/3) lalu.
Namun, Naziza menyayangkan dalam kurun waktu berdekatan ternyata kerusakan kembali terjadi. Ia menduga pagar yang dipasang dirusak dengan sengaja. “Dari yang kami temukan, patahan pagarnya itu tidak hilang. Seperti hanya dibuat untuk jalur lewat,” jelasnya.
“Kami tak ingin berprasangka buruk dan sebagainya. Sampai nanti, ketika kami menemukan fakta di lapangan,” ujarnya.
“Hingga saat ini, kami belum menangkap basah oknum yang merusak. Modusnya juga belum tahu,” tambahnya.
Bagaimana dengan penjagaan? Naziza menjelaskan penjagaan sudah ada. Penjaga malam sudah memeriksa. Namun hanya pada jam operasional. Dari malam hari hingga azan Subuh. “Mungkin kerusakan terjadi pada saat kami tidak berjaga,” ucapnya.
Terkait fungsi kamera pengawas alias CCTV, Naziza bilang hanya tersedia di kawasan Menara Pandang. “Karena faktor keamanan, kami belum berani meletakkan atau memasang terlalu jauh. Takut hilang. Karena pernah dipasang, justru CCTV yang diambil,” ungkapnya.
Mengenai langkah yang diambil, Naziza mengaku pihaknya masih berkoordinasi dengan aparat keamanan khususnya Polsek Banjarmasin Tengah, lalu personel di disbudpopar. “Perbaikan pagar yang rusak itu akan kami lakukan di bulan April mendatang,” tegasnya.
Untuk diketahui pembaca, pagar permanen berwarna hitam setinggi hampir dua meter dipasang mengelilingi kawasan Siring Menara Pandang. Panjangnya, lebih dari 300 meter.
Pemasangan dilakukan sejak sejak 18 Agustus 2022 lalu. Anggaran pembangunan pagar tahap awal dari Jembatan Merdeka hingga Rumah Anno sebesar Rp187 juta.
Pemagaran dilakukan sebagai upaya pemeliharaan sekaligus penataan kawasan wisata siring yang ada di Jalan Pierre Tendean itu. Disbudporapar Banjarmasin menilai kawasan itu cukup terbuka. Pemeliharaan dan penataan menjadi sulit dilakukan. Dari situlah, SKPD terkait memprogramkan pemagaran.
Pemeliharaan seperti apa? Contohnya, pemeliharaan taman. SKPD terkait ingin taman di dalam kawasan wisata itu ke depannya tumbuh makin baik dan indah. Tidak terinjak-injak.
Pemagaran juga dilakukan untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang biasa mangkal di kawasan tersebut. Maklum, PKL yang ada di kawasan tersebut dianggap kerap menutup akses pejalan kaki atau wisatawan. Padahal PKL yang beroperasi di kawasan tersebut tidak mengantongi izin.
Apakah ada upaya memusatkan PKL di satu titik? SKPD terkait berpandangan bahwa fokus yang dilakukan saat ini adalah pemeliharaan dan penataan. Supaya para wisatawan bisa lebih leluasa menikmati siring.(war/az/dye)