MARTAPURA – Pemkab Banjar memperpanjang status darurat bencana sejak 13 sampai 19 Maret 2023. Ini dikarenakan, sejumlah wilayah masih terendam banjir.
Pada masa darurat bencana, Bupati Banjar Saidi Mansyur menginstruksikan SKPD terkait segera memitigasi bencana, dan terjun langsung membantu masyarakat.”Saya minta SKPD terkait memantau kondisi di lapangan, dan menyalurkan bantuan kepada korban banjir yang membutuhkan,” katanya.
Saidi menambahkan, permasalahan banjir merupakan tanggungjawab bersama dan dirinya juga mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang memberikan bantuan kepada korban. “Setidaknya bisa meringankan beban warga terdampak banjir,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Banjar, Warsita menjelaskan, hingga kini masih ada 5.450 rumah yang terendam. “Ada 19.964 jiwa yang masih terdampak,” jelasnya. Ia menyebut, ribuan rumah yang terendam itu tersebar di tujuh kecamatan. Yakni, Astambul, Martapura Kota, Martapura Timur, Martapura Barat, Cintapuri Darussalam dan Sungai Tabuk. “Rata-rata kedalaman air 40 sampai 70 sentimeter,” sebutnya.

Untuk menangani bencana ini, Warsita menyampaikan, pihaknya melalui Tim Reaksi Cepat ( TRC ) BPBD telah menyalurkan bantuan ke sejumlah kecamatan yang terdampak. Mereka juga memberikan suplai air bersih, serta membantu mobilisasi warga di wilayah terdampak banjir. “Tim BPBD bekerja secara bergantian setiap hari turun ke lokasi, dibantu beberapa pihak dalam penanganan banjir ini,” ujar Warsita.
Di samping itu, mereka juga tetap membantu daerah yang banjirnya sudah surut. “Kami membantu membersihkan rumah-rumah warga yang bekas terendam. Kami juga menyalurkan air bersih untuk mereka,” ucapnya.
Di sisi lain, banjir di Desa Pekauman Ulu, Kecamatan Martapura Timur masih setinggi lutut orang dewasa, kemarin (15/3). Salah seorang warga, Zainal mengungkapkan, selama Januari hingga Maret ini sudah lima kali daerahnya terendam. “Ketinggian air juga segini,” ungkapnya.
Ia berharap, ada solusi dari pemerintah untuk meminimalisir banjir di desanya. “Terutama di Sungai Martapura yang menjadi titik pertemuan air dari Riam Kiwa dan Riam Kanan,” pungkasnya. (ris/ij/ran)