BANJARBARU – Selain melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) langsung ke lapangan, Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) juga menggunakan e-Coklit untuk mendata daftar pemilih.
Petugas pantarlih yang gagap teknologi (gaptek) pun tersisih, karena dari awal, semua Pantarlih sudah diseleksi untuk ‘melek’ teknologi dan didukung perangkat alat komunikasi berbasis android.

Diketahui, pencocokan data berbasis elektronik ini diharapkan dapat memutakhiran data pemilih berkelanjutan dengan lebih mudah dan efisien oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Selain itu, e-Coklit juga diklaim mampu meminimalisasi kesalahan. Seperti, kesalahan angka pada Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga (KK), atau kesalahan ejaan dalam penulisan. Yang mana, kesalahan tersebut akan merusak validitas data pemilih.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banjarbaru Hegar Wahyu Hidayat mengakui penggunaan e-Coklit adalah metode baru di Pemilu 2024.
“Dari itu, sedari awal, semua Pantarlih sudah diseleksi untuk ‘melek’ teknologi dan didukung perangkat alat komunikasi berbasis android,” ungkap Hegar kemarin (13/2).
Hegar menjelaskan alurnya, setelah melakukan pengecekan data warga, Pantarlih bisa memasukan data itu ke aplikasi e-Coklit.
Adapun potensi pemilih sendiri, Hegar katakan, dari sinkronisasi daftar penduduk potensial pemilih pemilihan (DP4) dengan daftar pemilih terakhir di bulan September 2022 lalu, sebanyak 189.569 warga Banjarbaru. “Itu kita sebar ke dalam 892 TPS di Banjarbaru,” papar Hegar.
Namun, Hegar sebut, tak menutup kemungkinan angka itu akan bertambah. Karena ada warga Banjarbaru yang belum masuk di data pemilih. “Sebutannya pemilih potensial. Itu akan dicatat sebagai pemilih baru. Jadi bisa bertambah,” pungkasnya. (dza/yn/bin)