BANJARBARU – Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin tancap gas membahas serba serbi tahun 2024. Dihadapan jajarannya, ia mengungkapkan soal apa yang berpotensi terjadi di Banjarbaru tahun 2024.
Bukan soal urusan politik atau rumor yang berhembus terkait dirinya maju di Pilgub 2024. Namun, Aditya memimpin forum gabungan yang diikuti oleh perangkat daerah Kota Banjarbaru.
Forum gabungan ini sendiri dihelat pada Senin (13/3) di Kantor Bappeda Kota Banjarbaru. SKPD di lingkup Pemko Banjarbaru dikumpulkan. Ketua DPRD Kota Banjarbaru, Fadliansyah Akbar juga hadir.
Forum ini ujar Aditya berkaitan dengan rancangan awal RKPD atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru.

Diceritakannya, bahwa sekarang ini ada sejumlah isu prioritas yang membayangi Kota Banjarbaru. Hal ini makin menebal usai Kota berjuluk Idaman ini didapuk sebagai Ibu Kota Provinsi (IKP) Kalsel yang baru.
“Kita ingin forum ini bisa membahas dan melakukan perencanaan apa yang harus disiapkan Banjarbaru menyambut tahun 2024,” kata Aditya.
Ia sendiri menekankan agar tiap SKPD punya perencanaan dalam melawan isu strategis. Terkhusus pintanya menyiapkan Banjarbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Kalsel yang ideal.
“Kita ada banyak mencatat potensi yang berpeluang datang. Misalnya yang paling potensial adalah akan terjadi adalah peningkatan jumlah penduduk yang masif,” bebernya.
Perpindahan warga ke Banjarbaru kata Aditya jadi faktor utama. Apabila terjadi secara masif, ia tak menampik bahwa Kota Banjarbaru rawan diterpa kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran.
“Dampak lainnya, perpindahan ini juga memungkinkan terciptanya kawasan kumuh baru serta kemacetan di Kota Banjarbaru. Makanya kita harus bersiap dari sekarang,” tegasnya.
Sejauh ini, forum gabungan ujarnya sudah menyepakati bahwa tahun 2024 isu yang akan dijadikan skala prioritas adalah terkait infrastruktur dan juga pertumbuhan ekonomi.
“Jadi fokus kita ke depan adalah terkait Pemantapan Infrastruktur dan Sosial Daerah Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan Dalam Kerangka Ibu Kota Provinsi,” ungkapnya.
Aditya juga tak mau munafik, ia mengakui bahwa kemampuan anggaran di Kota Banjarbaru tak melimpah. Padahal katanya tantangan Banjarbaru ke depan terus membesar.
“Kita sudah minta ke tiap-tiap SKPD bahwa keterbatasan anggaran ini bisa dicari solusinya. SKPD harus aktif dalam mencari peluang dan potensi sumber pendanaan diluar APBD Kota Banjarbaru,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BAPPEDA Kota Banjarbaru Kanafi menambahkan dari sisi perencanaan di masyarakat.
Yang mana hal yang bisa dan dapat dilakukan masyarakat adalah tentang menghindari atau mengatasi inflasi di Kota Banjarbaru.
“Masyarakat bisa ambil bagian dalam mengatasi inflasi, contohnya jangan membeli barang keperluan pokok yang terlalu berlebihan,” ujarnya. (rvn/yn/bin)