BANJARMASIN – Ada sejumlah catatan penting dalam gelaran Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) 2023. Selain diharapkan bisa memperbanyak kampung-kampung jelujur yang kelak mampu menampung banyak pekerja, juga bisa mendorong produk para perajin agar jadi semakin menarik dan berkualitas.
Ketua Dekranasda Banjarmasin, Siti Wasilah berharap tidak dibuat secara asal-asalan ketika perajin memiliki ide atau motif sasirangan untuk dituangkan di atas kain.
Hal itu diungkapkannya dalam Forum Diskusi Sasirangan yang digelar di kawasan Menara Pandang. Persis di kawasan stan UMKM yang terlibat dalam gelaran BSF.
Sejauh ini, sudah ada 16 motif sasirangan yang masuk dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Seiring perkembangannya bertambah dua motif. Alhasil, jadi 18 motif.
“Kami menginginkan bila sudah ada pakem motif sasirangan, bisa dikombinasikan dengan motif kekinian. Tentunya masih menunjukkan filosofi dan nilai budaya,” ucapnya, Jumat (10/3) tadi.
Diakui Wasilah, mendorong para perajin agar menjaga kualitas, kuantitas, serta kontinuitas memang menjadi PR pihaknya di Dekranasda. Supaya bisa dicapai, dia berharap para perajin bisa bergabung atau membentuk komunitas perajin sasirangan.
Di situ, para perajin bisa bertukar ilmu, serta mengasah kemampuan. Apalagi bantuan dari sponsor umumnya juga akan digelontorkan untuk kelompok, bukan perorangan.
“Saat ini, hal itu sudah kami inisiasi melalui kurasi yang dilakukan Dekranasda Kota Banjarmasin,” bebernya.
Hal itu dibenarkan Kepala Disbudporapar Banjarmasin, Iwan Fitriady. Ia bilang bahwa memang sebaiknya para perajin terhimpun dalam komunitas.
“Kalaupun bantuan itu ada, lebih bagus untuk didapatkan dan digunakan bersama perkelompok,” ucapnya.
“Bantuan yang diberikan pun biasanya terbatas. Jadi sementara hanya untuk perkelompok,” tutupnya.(war/az/dye)
