BANJARBARU – Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Banjarbaru 2 di Jalan A Yani km 34 mulai surut pengunjung. Hal ini diamini oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banjarbaru yang melakukan pemantauan berkala di sana.
Sejak diresmikan pada Kamis (5/1) lalu, jembatan ini cukup menarik pengunjung. Bangunan berbentuk hexagon dinilai menjadi sebab pengujung datang silih berganti.
Namun, tak semua pengujung datang untuk menyeberang atau berfoto di atas jembatan itu. Seperti video orang yang menaiki jembatan penyeberangan dengan kendaraan beberapa waktu lalu yang sempat viral contohnya.
Setelah sempat diterobos motor. Kini, akses naik dan turun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Banjarbaru telah sah diberi pembatas. Pembatas ini untuk memblokir akses pemotor nakal.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Banjarbaru sampai meminta tenaga Satpol PP untuk mengamankan jembatan penghubung ini. Khawatir, pengunjung ‘iseng’ berulah atau pengunjung yang datang terlampau banyak.
Berjalannya waktu, JPO Banjarbaru 2 mulai surut pengunjung. Yanto Hidayat Kasi Opsdal Satpol PP turut mengamini ini. Ia katakan, sejak tanggal 30 Januari pihaknya sudah tak melakukan penjagaan. Namun, pemantauan berkala hingga kini terus dilanggengkan.
“Kita sudah tidak menempatkan anggota lagi di sana, sewaktu kegiatan malam Sabtu atau Minggu kita ke sana melakukan pemantauan. Pengunjung di sana memang sudah berkurang,” kata Yanto kemarin (12/2).
Ia katakan, selain menyeberang, tujuan pengunjung ke sana memang untuk berfoto. Menurutnya, cahaya lampu yang menarik menjadi salah salah satu alasan.
“Tapi ya tadi, sekarang sudah berkurang. Gak terlalu ramai dan viral lagi,” ujarnya.
Selain itu, Yanto menuturkan, JPO kini menjadi kawasan tanpa asap rokok. Imbauan kepada pengunjung juga terus dilakukan untuk menjaga kebersihan JPO.
“Karena kan di sela-sela JPO ada ruang sekitar 15 cm, nah sewaktu puntung rokok atau bekas minuman ditendang keluar, otomatis akan ke jalan,” ungkapnya.
Dari itu, ia khawatir, sewaktu orang yang lewat berkendaraan dan kejatuhan puntung rokok di jalan menimbulkan masalah. “Seperti marah-marah atau perkelahian, itu yang tidak diinginkan,” paparnya.
JPO dan Kebutuhan Konten
Dosen Psikologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Rika Vira Zwagery mengatakan, keramaian JPO Banjarbaru 2 disebabkan kebutuhan konten. Artinya, jika kebutuhan telah terpenuhi, maka penurunan pengunjung menjadi keniscayaan.
Telah disinggung, JPO Banjarbaru 2 mulai surut pengunjung. Hal ini diamini oleh Satpol PP Banjarbaru yang melakukan pemantauan berkala di sana.
Rika mengatakan, setiap orang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Khususnya pada sesuatu yang baru. Selain itu, ia katakan, setiap orang juga memiliki konformitas atau perilaku meniru orang lain.
Dalam salah satu definisinya, konformitas merupakan perubahan perilaku seseorang untuk menyesuaikan diri dengan kelompok lain.
“Ketika melihat orang lain ramai ke JPO, maka ada keinginan untuk mengikuti. Sehingga menjadi tren,” ungkap Rika, Ahad (12/2).
Selain itu, Rika katakan, saat ini kebutuhan individu untuk menampilkan diri di media sosial yang semakin meningkat menjadi alasan lain. “Ini juga menjadi alasan kenapa JPO ramai dikunjungi,” katanya.
Melalui itu juga, ia katakan, sewaktu JPO tak lagi menjadi tren dan kebutuhan akan konten sudah terpenuhi dengan sendirinya akan terjadi penurunan pengunjung.
“Namun, ketika JPO menjadi tidak tren lagi dan kebutuhan konten terpenuhi maka akan terjadi penurunan kunjungan ke JPO,” tutup Rika (dza/yn/bin)