MARTAPURA – Sejumlah daerah di Kabupaten Banjar hingga kemarin (12/1) masih terendam banjir. Kini giliran Kecamatan Pengaron dan Simpang Empat yang diterjang musibah tahunan ini.
Di Desa Sungai Raya, Kecamatan Simpang Empat misalnya, sebagian besar rumah warga sudah digenangi air. Ketinggian air bervariasi, mulai lutut hingga setinggi leher orang dewasa.

Dari pantauan Radar Banjarmasin, Rabu (12/1) sejumlah relawan tampak mengevakusi para korban. Karena beberapa rumah ada yang tidak bisa ditempati, lantaran ketinggian air sudah hampir sampai atap.
Salah seorang warga, Muhammad Toyib mengatakan, air mulai datang sekitar pukul 01.00 Wita dini hari. Dan terus meninggi hingga siang hari. “Airnya lumayan cepat dan deras, sehingga cepat juga dalamnya,” katanya.
Beruntung ujar dia, semua barang bisa diselamatkan karena sejak Selasa (11/1) malam sudah mereka amankan. “Saat ada info air mulai tinggi, barang langsung kami amankan,” ujarnya.
Sementara itu, warga sekitar lainnya, Kasman menuturkan, momentum air naik di permukiman mereka sama seperti tahun lalu. “Tanggal dan bulannya sama dengan awal 2021 tadi,” tuturnya.
Hanya saja, dia menyebut kedalaman air masih kalah dalam dibandingkan dengan awal Januari 2021 tadi. “Masih dalam tahun lalu, mudah-mudahan cepat surut,” harapnya.
Camat Simpang Empat, Fahrian Rahman membenarkan jika banjir tiba pada tanggal dan bulan yang sama dengan tahun lalu. “Sama-sama tanggal 12 Januari. Entah kebetulan atau apa?” bebernya.
Dia menyebut, total ada enam desa di Kecamatan Simpang Empat yang kebanjiran. Yaitu, Desa Lawiran, Lok Cantung, Sungai Raya, Sungai Langsat, Sungai Tabuk, dan Tanah Intan. “Jumlah jiwa yang terdampak mencapai 5 ribu lebih,” sebutnya.
Di sisi lain, Analis Kebijakan Bencana Dinsos Kalsel, Achmadi menuturkan, banjir di Kabupaten Banjar menjadi yang terparah saat ini. “Karena di Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan dan di Tanah Bumbu sudah mulai surut,” tuturnya.
Di Kabupaten Banjar sendiri ujar dia, ada dua kecamatan yang masih tergenang cukup dalam. Yakni, Kecamatan Pengaron dan Simpang Empat. “Karena di Sungai Pinang sudah surut. Di Pengaron juga mulai surut, nanti giliran wilayah hilir. Yaitu, Mataraman, Astambul, Martapura hingga Sungai Tabuk,” ujarnya.
Dia merincikan, di Kecamatan Simpang Empat ada sekitar 5 ribu jiwa yang terdampak banjir. Sedangkan di Pengaron mencapai 15 ribu jiwa. “Di Sungai Pinang juga sempat ribuan jiwa yang terdampak, tapi sekarang sudah surut,” rincinya.
Secara terpisah, menanggapi wilayahnya diterjang banjir, Bupati Banjar H Saidi Mansyur menyampaikan bahwa BPBD Banjar terus mengecek kenaikan air. “Info BMKG curah hujan juga tinggi, kalau memang ketinggian air terus naik kita akan tetapkan status dari siaga ke tanggap banjir,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, saat ini BPBD bersama relawan sudah bersiapsiaga dengan menyiapkan posko di setiap kecamatan. “Sehingga apabila ada warga minta bantuan bisa segera ditindaklanjuti,” ungkapnya.
Dirinya berharap, intensitas hujan tidak seperti awal 2021 tadi. Sehingga banjir besar pada tahun itu tidak terulang.
Kalsel sendiri Januari 2022 ini berada di puncak musim penghujan. Sehingga masyarakat harus waspada banjir bandang dan rob.
Prakirawan Iklim BMKG Stasiun Klimatologi Banjarbaru, Khairullah menjelaskan, puncak musim hujan sekarang juga dibarengi fenomena La Nina di Pasifik. “Saat ini keadaan di Samudra Pasifik juga berpotensi meningkatkan jumlah hujan di Indonesia, khususnya di Kalsel,” jelasnya.
Dari pengamatan BMKG, dia menambahkan, La Nina akan terus berlangsung hingga April. Fenomena ini berdampak pada curah hujan yang bervariatif.
Khairullah memaparkan, Januari ini kriteria tinggi curah hujan didominasi 300-400 mm. Kemudian Februari turun jadi 200-300 mm dan bulan Maret naik lagi menjadi 300-400 mm. “Sedangkan pada April curah hujan turun jadi 200-300 mm,” paparnya.
Untuk daerah yang perlu diwaspadai pada puncak musim penghujan ini, dia menyebut, bagian Barat Kalimantan Selatan, Pegunungan Meratus dan daerah pesisir.
Dirinya mengimbau bagi masyarakat yang bermukim di bantaran sungai agar selalu siaga, waspada dan selalu memantau informasi yang akurat dari Instagram @iklimbanua (BMKG Banjarbaru) @cuacabanua (BMKG Banjarmasin) dan @infobmkg (BMKG Pusat).
“Juga untuk warga agar berpartisipasi menjaga kawasan di sekitar tempat tinggal. Seperti menjaga saluran air. Sehingga ketika hujan lebat terjadi sudah siap mengantisipasi dampak yang akan terjadi,” pungkasnya.
Sehari Siapkan 4.500 Porsi Makanan
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Sosial, kemarin (12/1) mendirikan dapur umum di halaman kantor Kecamatan Simpang Empat untuk menyalurkan logistik ke para korban banjir.
Analis Kebijakan Bencana Dinsos Kalsel, Achmadi mengatakan, didirikannya dapur umum sesuai perintah Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor.
“Pak Gubernur Kalsel melalui Kepala Dinas Sosial menugaskan Tagana untuk turun mengambil langkah dalam penanganan bencana banjir di Kabupaten Banjar,” katanya.
Dia mengungkapkan, dapur umum yang mereka dirikan bertugas memasak makanan untuk korban banjir di tiga kecamatan. Yakni, Kecamatan Simpang Empat, Pengaron dan Sungai Pinang. “Khususnya untuk disalurkan ke beberapa titik terparah,” ungkapnya.
Lebih lanjut Achmadi menyampaikan, dalam sehari dapur umum akan menyalurkan makanan siap saji sebanyak 4.500. “Ini dibagi menjadi tiga. Untuk pagi, siang dan malam,” ujarnya.
Dia menambahkan, makanan siap saji yang mereka sediakan disalurkan melalui kepala desa di masing-masing desa. “Karena mereka yang lebih tahu terkait korban yang memerlukan bantuan,” tambahnya.
Terkait kondisi banjir di Kabupaten Banjar, Achmad menyampaikan, saat ini air meninggi di Kecamatan Simpang Empat. “Sedangkan di Pengaron dan Sungai Pinang sudah mulai surut,” ucapnya.
Sementara itu, Camat Simpang Empat, Fahrian Rahman mengucapkan terima kasih kepada semua instansi dan relawan yang sudah membantu warganya yang tertimpa musibah banjir.
Dia menyebut, ketinggian air hingga kemarin sore masih ada sedikit kenaikan. “Mudah-mudahan tidak hujan, sehingga air bisa cepat surut,” pungkasnya. (ris/by/ran)