AMUNTAI – Meluruskan kabar yang beredar di publik, adanya ratusan bebek peking di HSU yang terpapar virus flu burung, Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian, drh I Gusti Putu Susila akhirnya angkat bicara.
Menurutnya, hasil uji sampel di laboratorium Balai Veteriner Kota Banjarbaru, oleh Bidang Kesmavet dari 200 populasi bebek peking, petugas mengambil 10 ekor secara acak. Dan memang ada ditemukan positif flu burung.
“Tidak ada bebek peking yang positif mencapai 200 ekor. Kalau tujuh yang positif memang ada. Apalagi itik Alabio sama sekali tidak ada yang terjangkit virus H5N1,” ucapnya, Jumat (10/3).
Sebagai langkah antisipatif, Gusti mengimbau peternak dan pengepul unggas, agar melapor ke bidang kesehatan hewan, Dinas Pertanian HSU, apabila ada unggas yang memiliki ciri suspek flu burung.

Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan biosekuriti di peternakan seperti, penyemprotan kandang, mengisolasi hewan yang sakit dari hewan yang sehat serta membatasi akses antara peternak dan pengepul.
“Kita juga melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) menyamakan persepsi terkait dengan pengendalian penyakit yang diakibatkan oleh virus,” katanya.
Ia berharap kepada para peternak lebih aktif melapor apabila ada temuan ternak mati yang tidak diketahui penyebabnya.
“Mengingat luas HSU yang begitu luas, tenaga yang terbatas jadi harapan kita laporan aktif para peternak ini masuk ke tempat kita, untuk kita tindak lanjuti,” tandasnya.
Sementara itu, salah seorang peternak bernama Rahmat mengaku memilih untuk memberikan ramuan khusus pada ayam ternaknya berupa obat yang dilarutkan ke dalam air minum unggas.
“Resiko ayam utuh sakit kurang. Selama ini ada yang mati tapi tak banyak,” ujar warga Desa Patarikan Kecamatan Banjang ini. (mar/gmp)